Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 13 Februari 2025
home global news detail berita

Sejarawan: Indonesia Dibangun Para Cendekia dan Aktivis Muslim

Muhajirin Rabu, 16 Agustus 2023 - 11:53 WIB
Sejarawan: Indonesia Dibangun Para Cendekia dan Aktivis Muslim
Republik Indonesia dibangun oleh para cendekia dan aktivis muslim. Berbeda dengan negara-negara di Timur Tengah yang punya kecenderungan dibangun politisi lama
LANGIT7.ID-, Jakarta- - Doktor Sejarah FIB UI, Tiar Anwar Bachtiar, mengungkapkan, Republik Indonesia dibangun oleh para cendekia dan aktivis muslim. Berbeda dengan negara-negara di Timur Tengah yang punya kecenderungan dibangun oleh politisi lama atau raja-raja.

"Sebetulnya Indonesia sendiri memiliki potensi ke arah sana (sebagaimana Timur Tengah), dalam hal ini, Van Mook selaku Gubernur Jenderal di wilayah Hindia-Belanda saat itu mendirikan negara bagian. Konteksnya saat itu memanfaatkan politisi-politisi lama. Meski tidak semua bangsawa pro-Belanda, misalnya Sultan Yogyakarta ini kan masuk kategori pro-republik," kata Tiar melalui kanal Masjid Kampus UGM, dikutip Rabu (16/8/2023).

Tiar mengutip Plato, filosof Yunani klasik, yang menyatakan tampuk pimpinan harus diberikan pada kaum intelegensi, atau pemikir. Memang sejarah Indonesia berpihak ke arah tersebut. Tiar menyebut mencontohkan KH Agus Salim atau H.O.S Cokroaminoto, yang merupakan pemikir sekaligus aktivis.

"Dalam hal ini, misalnya, H.O.S Cokroaminoto kan kita tahu berwacana mengenai bentuk ideal bagi Indonesia ke depannya yang menurutnya Islam dan sosialisme," tuturnya.

Sejarah mencatat, Soekarno tampil dalam rumusannya mengenai NASAKOM. Rumusan itu nantinya direalisasikan saat diri Bung Karno berada di tampuk kekuasaan. Itu menandakan Indonesia sangat didominasi oleh pemikir dan aktivis.

"Jadi artinya, Indonesia ini sangat didominasi oleh para pemikir, aktivis. Gagasan keindonesiaan ini bukan dilahirkan dari pragmatisme politik yang hanya sekadar ingin mengambil keuntungan sesaat," katanya.

Tiar memaparkan, memang terdapat ketegangan yang mewarnai cakrawala perpolitikan Tanah Air. Hingga kemudian, para pemikir bersepakat dengan rumusan yang dikenal dengan Pancasila. Dalam konteks ini, para pemikir berkontestasi menawarkan hasil perenungan dan penghayatan, yang kemudian disepakati Pancasila.

"Inilah hasil dari keprihatinan, dan kegelisahan para pemikir terdahulu akan kenyataan. Bukan dari pesanan, tapi bersama merumuskan visi ideal," ucapnya.

Tiar menekankan perihal relevansi Pancasila yang masih terasa bagi rakyat Indonesia. Itu karena Pancasila dirumuskan dari berbagai gagasan ideal. Maka itu, Tiar menekankan ihwal sila pertama, yakni nilai-nilai agama.

"Dalam hal ini, Al-Qur'an dan sunnah Rasul, yang jangan sampai dikesampingkan. Sebab, jika demikian terjadi, akan kehilangan daya kekuatan yang begitu besar dalam upaya membangun negara. Semangat agama (Islam) itu inheren, atau menyatu dengan berbagai aktivitas pergerakan," tuturnya.

Tiar lalu mengajak para intelegensi muda untuk mengambil uswah kepada pendahulu atau pada sejarah. Pada mereka yang merancang republik Indonesia. Para pendiri bangsa telah melakukan dengan penuh ketulusan, ikhlas, pengabdian kepada Allah SWT sebagai ibadah.

Kaum intelegensia ini merupakan benteng terakhir, karena mereka merupakan yang dekat dengan ilmu pengetahuan. Artinya, para pendiri bangsa harus menjadi teladan bagi generasi muda saat ini. Apalagi, Indonesia sudah memasuki usia ke-78 tahun kemerdekaan.

"Jika kaum intelegensia tidak bisa menjadi uswah, tidak bisa menjadi teladan peradaban, bagaimana hidup dalam keikhlasan, dalam pengabdian, dalam upaya memberi kebermanfaatan yang lebih luas, maka saya kira, sulit untuk mencari benteng mana lagi yang akan membantu keberlangsungan bangsa ini," jelas Tiar.

Tiar menukil Firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 16, yang artinya; "Bilamana Kami berkehendak menghancurkan sebuah kota (peradaban), Kami suruh (jadikan) orang-orang yang bergelimang dalam kemewahan (al-mutrafun) dan melampaui batas, tetapi mereka durhaka, maka pantaslah mereka menerima adzab kemudian Kami menghancurkan mereka sehancur-hancurnya.”

"Inilah peringatan Allah SWT yang cukup keras untuk kita semua," ungkap Tiar.



(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 13 Februari 2025
Imsak
04:30
Shubuh
04:40
Dhuhur
12:10
Ashar
15:24
Maghrib
18:19
Isya
19:30
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan