LANGIT7.ID-, Jakarta- - Dorongan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (
UMKM) untuk terus meningkatkan daya saing semakin marak dilakukan. Rencananya, 30 juta UMKM Indonesia sudah harus terhubung ke ekosistem digital pada tahun 2024.
Yayasan Kagama Bhakti Nusantara (YKBN) mendirikan platform edukasi dan inkubasi berbasis digital, yakni UMKM Hebat, guna berkontribusi mendorong target tersebut.
Rektor Universitas Gadjah Mada, Ova Emilia, mengatakan, disrupsi digital ini membawa banyak perubahan dalam ekosistem masyarakat, maupun lingkungan bisnis usaha. Pelaku usaha maupun masyarakat harus memanfaatkannya sebagai peluang usaha.
"Bersikap adaptif, kolaboratif, dan inovatif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan menjadi dasar agar kita mampu berdaya saing di era ini. Tentunya saya menyambut baik obrolan UMKM Hebat ini agar UMKM Indonesia bisa semakin maju,” tutur Ova dalam diskusi 'Obrolan UMKM Hebat: UMKM Go Digital, Bisnis Untung Maksimal', dikuti Kamis (17/8/2023).
Sejak dibentuk pada Desember 2020, UMKM Hebat telah menaungi ribuan UMKM di Indonesia, baik yang tumbuh melalui proses inkubasi, ataupun yang didorong untuk meningkatkan bisnis. Motivasi ini didapatkan dari fakta bahwa 64,2 juta UMKM telah berkontribusi sebanyak 61,07% pada pendapatan nasional. Namun, sayang, 90% dari jumlah tersebut mengalami dampak yang signifikan pasca pandemi.
Baca juga:
Bawakan Lagu Rungkad, Putri Ariani Sukses Goyang Istana NegaraDeputi Bidang UKM Kementrian Koperasi dan UKM RI, Hanung Harimba Rachman, mengapresiasi Yayasan Kagama Bhakti Nusantara atas kinerja yang telah dilakukan. Dia berharap target 30 UMKM Go Digital bisa terwujud pada 2024.
"Kita harapkan ada 30 juta UMKM masuk ke digitalisasi. Rencana digitalisasi UMKM ini juga ditujukan agar UMKM lebih produktif dan bisa memberikan tenaga kerja yang lebih berkualitas,” ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia tidak hanya memiliki sumber daya alam yang beragam, namun juga tenaga kerja yang ulet. Potensi ini masih perlu dimaksimalkan agar produk yang dihasilkan tidak lagi barang mentah, tapi sudah dibentuk menjadi barang siap pakai dan terintegrasi dengan platform digital.
Dalam diskusi tersebut, UMKM Hebat menghadirkan langsung pelaku UMKM yang produknya sukses dipasarkan, baik nasional maupun internasional. Dian Eka Purnamasari, pemiliki UMKM Ketak Nusantara yang merupakan produk berbasis ramah lingkungan membeberkan inovasinya dalam setiap produk yang dipasarkan.
“Awalnya itu saya melihat bahwa sampah adalah salah satu masalah yang sulit terpecahkan. Bahkan di data tahun 2023, tercatat bahwa timbunan sampah mencapai 18,3 juta ton per tahunnya, dan dari situ Ketak Nusantara berkomitmen mengurangi sampah dengan menghasilkan produk berbahan dasar rumput ketak ini,” ucapnya.
Ketak Nusantara merupakan produk berbahan dasar rumput ketak yang dianyam menjadi tas, alat makan, wadah, aksesoris, dan lain-lain. Bisnis warisan orang tua ini berhasil dikembangkan oleh Dian dengan menargetkan kalangan anak muda di platform digital.
Berbeda dengan Dian, CEO Naruna Ceramic, Roy Wibisono Anang Prabowo merintis usahanya berdasarkan minat yang dimiliki. Awalnya karena passion. Maka itu, dia menyarankan agar pengusaha pemula memulai bisnis dengan passion.
"Karena dengan passion, apapun itu kita akan menikmati pekerjaan kita. Kalau hanya berpaku dengan uang, itu akan sulit, tapi kalau dilakukan dengan passion pasti akan sukses,” jelasnya.
(ori)