LANGIT7.ID-, Jakarta- - Culture shock atau gegar budaya kerap muncul saat seseorang memasuki lingkungan dan budaya baru. Saat mengalami culture shock seseorang akan merasa cemas, bingung, hingga frustasi.
Salah satu kelompok yang mengalami gegar budaya adalah para mahasiswa baru.
“Semua maba mengalami yang namanya culture shock. Hanya saja setiap mahasiswa memiliki taraf kekagetan yang berbeda-beda,” kata Dosen Psikologi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Siti Jaroah.
Menurut Siti Jaroah, ada berbagai macam culture shock yang bakal dialami mahasiswa baru. Gegar budaya yang dirasakan bisa dari makanan, pergaulan, cara berpakaian, lingkungan, bahkan sejatinya semua hal di sekitar juga dapat menjadi pemicu culture shock.
Untuk dapat menyiasati perasaan gegar budaya agar tidak berlarut-larut, Siti Jaroah menyebutkan sejumlah kiat, yaitu:
1. Berpikiran terbuka
Siti Jaroah menyarankan untuk berpikiran terbuka dalam mempelajari hal dan lingkungan baru serta berdamai dengan keadaan itu.
Menurutnya, mindset ini bisa meringankan beban mental ketika maba menghadapi kondisi yang bisa saja sebagiannya tidak sesuai harapan.
"Mahasiswa baru harus siap dengan segala kemungkinan yang terjadi. Karena dengan bersikap open minded, seseorang akan siap dan lebih mudah mempelajari lingkungan dan hal-hal baru," ucap Siti Jaroah disampaikan di laman Unesa, dikutip Sabtu (19/8/2023).
2. Jangan membandingkan lingkungan baru dan tempat asal
Selanjutnya, tidak membandingkan terlalu jauh antara lingkungan baru dengan lingkungan asal.
Sikap ini cenderung membuat mahasiswa protes dengan lingkungan baru. Sehingga lama-kelamaan berpotensi menarik diri dari lingkungan atau berdiam di kos.
3. Cepat bersosialisasi
Dengan cepat bersosialisasi, mahasiswa baru dapat segera masuk dalam lingkungan pertemanan baru. Ini sangat membantu maba dalam beradaptasi di masa-masa awal kuliah.
Langkah ini bisa dimulai dari berkenalan sesama mahasiswa baru dari fakultas atau daerahnya. Biasanya, mahasiswa baru banyak cerita yang bisa dijadikan bahan diskusi atau obrolan sesama maba.
Ini bisa digunakan sebagai bahan sosialisasi dan strategi adaptasi awal.
4. Ambil bagian dalam kegiatan positif
Untuk memudahkan sosialisasi dan menambah pertemanan di kampus, mahasiswa bisa ikut kegiatan di kampus. Ini bisa cepat menambah kenalan dan teman-teman sesama kampus.
5. Eksplorasi wilayah kampus dan sekitarnya
Cara sederhana untuk mengeksplorasi tempat baru bisa melalui kesukaan. Misalnya mahasiswa yang suka ngopi, bisa dengan nongkrong di warung kopi sekitar kampus dengan sesama pelajar baru.
Atau menjelajah tempat diskusi, taman baca atau tempat makan enak, sehat dan ramah kantong sekitaran kampus.
6. Punya tujuan
Setiap mahasiswa harus mempunyai tujuan ketika masuk dunia kampus. Lebih baik lagi bila tujuan tersebut disederhanakan dalam bentuk pencapaian target-target.
"Bisa target kuliah, pencapaian IPK, belajar dan sebagainya. Dengan memiliki tujuan, maba cenderung memiliki visi ke depan," terang Siti Jaroah.
Jadi, saat ada di lingkungan yang tidak sesuai harapan, mahasiswa diingatkan lagi dengan tujuan yang akan dicapainya.
Sehingga ada kecenderungan menjadikan kondisi itu sebagai tantangan yang harus dilewati. Mahasiswa dengan tujuan dan visi yang kuat plus tekad tidak gampang tergoyah oleh tantangan.
(ori)