Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Senin, 25 September 2023
home edukasi & pesantren detail berita

Perkembangan Zaman Sangat Cepat, Ini Tips Didik Anak di Era Digital

Muhajirin Jum'at, 01 September 2023 - 23:00 WIB
Perkembangan Zaman Sangat Cepat, Ini Tips Didik Anak di Era Digital
ilustrasi
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID-, Jakarta- - Founder of Edufic, Ario Muhammad, mengungkapkan, salah satu tantangan orang tua dalam mendidik anak saat ini adalah perkembangan zaman yang begitu cepat. Saat ini, masyarakat dunia dihadapkan dengan tantangan-tantangan zaman yang luar biasa.

Dalam sebuah survei yang telah dilakukan pada Juli 2023, kedepan masyarakat dunia akan dihadapkan tantangan yang luar biasa dalam konteks pekerjaan. Pandemi Covid-19 merupakan hantaman hebat pada banyak orang.

"Ketika mereka tidak mampu melakukan inovasi dari skill yang dimiliki maka mereka akan tergerus dengan zaman," kata Ario dalam webinar Edufic, Kamis malam (31/8/2023).

Lalu, di sini juga terdapat data lain yaitu AI vs Human yaitu bagaimana hubungan antara teknologi AI yang berhubungan dengan pekerjaan secara spesifik. Jik data ini diperhatikan, bidang IT memberikan dampak yang luar biasa dibanding bidang lain.

Baca juga:Ancaman Kekeringan Harus Diantisipasi Sebelum Musim Kemarau

"Kemarin saat saya menonton video saya melihat robot sebagai pekerja hotel untuk membersihkan setiap kamar. Cepat, bersih, tidak punya perasaan, tidak mungkin kabur paling bisa rusak itu mungkin terjadi," kata Ario.

Hal lain seperti Customer Service, pengguna internet sudah mendapatkan modal chat otomasi, yakni bisa berkomunikasi dengan mesin untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terhadap sesuatu. Nah, pertanyaannya adalah kira-kira di zaman digital seperti saat ini kita ingin mendidik anak dan mengarahkan mereka seperti apa?

Menurut Andrew McAfee yang survive itu akan masuk pada tiga kategori pekerjaan besar. Pertama, high-skilled workers, yakni kemampuan untuk menyelesaikan masalah-,asalah yang kompleks karena skill yang dimiliki oleh orang tersebut.

"Umumnya skill ini didapatkan melalui Pendidikan-pendidikan formal. Tetapi bayangan saya, bahwa dunia high-skilled workers ini akan terbuka kedepannya untuk siapapun," tutur Ario.

Kedua, super star, yakni mereka yang memiliki perfoma atau prestasi atau skill yang setaranya level dunia. Seperti halnya para juara olimpiade yang rata-rata mereka sudah latihan sejak mereka usia tujuh tahun atau bisa kurang dari itu.

"Karena membutuhkan skill yang luar biasa untuk bisa mencapai level superstar. Lalu, apabila kita memiliki anak yang luar biasa talentanya dan bisa kita arahkan menjadi superstar, itu akan menjadi opsi terbaik," ucap Ario.

Ketiga, the owner, yakni anak yang memiliki social skill yang luar biasa. Ini dapat dilihat dari cara mereka yang emiliki kapasitas bernegosiasi sejak kecil. Bagi Ario, mendidik anak yang lebih terbuka secara komunikasi itu lebih mudah dari pada anak-anak yang penurut.

"Sebab bisa jadi anak-anak penurut suatu saat bisa meledak dengan hal-hal yang buruk karena mereka menyuimpan emosi yang dia pendam selama ini. Anak- anak dengan ransel emosi mini, biasanya mudah untuk terbuka dan apabila mereka tidak setuju mereka akan bertanya-tanya dan gaya negosiasinya sudah terbentuk sejak dini. Dan ini bisa kita harapkan untuk menjadi The Owner," ungkap Ario.

Menurut Ario, untuk melatih anak anak dengan skill demikian biasanya anak-anak akan lekat dengan tiga kapasitas. Diantaranya adalah writing, public speaking, negotiation. Writing berarti apabila orang tua membisakan anak untuk menulis, maka akan membangun daya pemikiran kritis pada anak dan membangun argument yang baik.

Public speaking, apabila anak-anak terlatih untuk berbicara atau dipaksa untuk berpikir dalam indera, maka akan sangat menunjang kemampuan skill anak. Negotiation, yakni kemampuan anak dalam bernegoisasi terhadap orang lain.

Kemudian, terdapat juga beberapa data penelitian Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2022 bahwa 60% remaja 14 tahun telah berhubungan seks. 60 ribu remaja hamil di luar nikah (Komnas Perempuan, 2022) dan 40% Hamil tak dikehendaki (Good Mention Institute, 2022).

Ario menuturkan, orang tua perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan di era digital dengan mensolidkan pola parenting dengan berekspetasi mereka tidak berzina, mereka tidak alcohol, mereka tidak drugs.

"Namun kenyataannya kita malu untuk berkomunikasi soal seks. Producing kids with lack of self esteem and critical thinking. Lack of healty concept ini relation to the body, sexuality, and spirituality. No gadget rules and do not provide reliable alternative for our kids," ujar Ario.

Ario menegaskan, tidak perlu banyak ekspetasi jika belum bisa berbuat apa-apa. Jadi, pola parenting bisa dari dua sisi. Apabila orang tua ingin anak-anak lebih baik darinya, maka harus bisa memulai dari diri sendiri.

Lalu, apa yang direfleksikan? Ada tujuh poin. Pertama, pendidikan di era digital adalah tugas bersama. Kedua, reconstruct ourselves as parents. Ketiga, gaya yang kita berikan sama dengan reaksi yang kita berikan juga. Anak remaja, sekuat kita memberikan tekanan kepada mereka maka, sekuat itu pula tantangan bagi mereka.

Keempat, berikan mereka hak untuk bicara. Kelima, beri mereka tanggungjawab. Keenam, respect. Ketujuh, therapist (jika dibutuhkan).

"Yang terakhir, bahwa menjadi orang tua akarnya adalah pada keteladanan. Anak-anak akan mudah melalkukan sesuatu apabila orang tuanya buat. Rumusnya sesederhana itu. Lalu berikan nasihat kepada anak di waktu yang tepat, diantaranya yaitu saaat sakit, makan dan dalam perjalanan. Selanjutnya yaitu adalah adil kepada anak-anak," ungkap Ario.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Senin 25 September 2023
Imsak
04:16
Shubuh
04:26
Dhuhur
11:48
Ashar
14:57
Maghrib
17:51
Isya
19:00
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan