LANGIT7.ID-, Jakarta- - Berjabat tangan dan bersalaman merupakan aktivitas yang seolah-olah sederhana, tapi sebenarnya memiliki makna dan hikmah yang mendalam. ketulusan dan penghormatan dalam berjabat tangan dan makna mendalam dalam berjabat tangan sangat penting.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Prof Yahya Zainul Ma'arif (Buya Yahya), menjelaskan, berjabat tangan merupakan tindakan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW bersabda,
"Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah." (HR Abu Daud, Turmudzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Berjabat tangan bukan sekadar formalitas kosong. Berjabat tangan mencerminkan ketulusan dalam bersahabat dan menunjukkan penghargaan kepada sahabat atau kawan. Dalam konteks ini, ketulusan adalah kunci.
"Ketika kita merasa dekat dengan Allah dan tulus dalam berjabatan tangan, kita akan mendapat keberkahan," kata Buya Yahya saat menyampaikan ceramah melalui saluran Al Bahjah TV, dikutip Selasa (12/9/2023).
Baca juga:
Profil Pesantren Al Kasyaf Bandung: Bangun Ekonomi Umat Berbasis Zakat dan WakafNamun, tindakan berjabat tangan tidak hanya berhenti pada ketulusan. Buya Yahya juga menekankan pentingnya penghormatan dalam berjabatan tangan. Banyak orang dengan cepat mencabut tangannya setelah bersalaman. Tetapi sejatinya, ketika seseorang menghormati sahabatnya dengan menahan jabatan tangan untuk beberapa saat, itu adalah tanda penghormatan yang tulus.
Selain ketulusan dan penghormatan, Buya Yahya juga menekankan tata krama dan akhlak harus hadir dalam setiap aspek persahabatan. Ketika seseorang bersahabat dalam berbagai bentuk, seperti dalam perusahaan dengan rekan kerja atau dalam rumah tangga dengan pasangan, makna persahabatan harus ada.
"Persahabatan dalam sebuah perusahaan, misalnya, dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara karyawan dan bos," ungkap Buya Yahya.
Persahabatan dalam rumah tangga, antara suami dan istri, juga penting. Pasangan yang mampu menjalin persahabatan dalam hubungan mereka akan lebih mampu mengatasi berbagai cobaan dan perbedaan.
"Guru dan murid juga memiliki persahabatan yang unik. Sebagai guru, kita harus menjadi panutan dan sahabat bagi murid kita, membantu mereka tumbuh dan berkembang baik secara akademis maupun moral," tutur Buya Yahya.
Buya Yahya mengingatkan untuk menjauhi perilaku merendahkan sahabat, melakukan bullying, atau perilaku yang tidak pantas. Semua ini bertentangan dengan ajaran Nabi Muhammad SAW yang menekankan pentingnya beradab dan berakhlak dalam berinteraksi dengan sesama.

"Jadi, mari kita selalu ingat bahwa berjabat tangan bukan hanya sebuah tindakan fisik sederhana, tetapi juga merupakan ekspresi dari ketulusan, penghormatan, dan akhlak yang baik. Dengan menghadirkan nilai-nilai ini dalam setiap aspek persahabatan kita, kita dapat menciptakan hubungan yang harmonis, penuh berkah, dan bermakna dalam kehidupan kita," ucap Buya Yahya.
(ori)