LANGIT7.ID-, Jakarta- - Di dunia yang dipenuhi dengan beragam suara dan individu-individu yang luar biasa, Profesor Joel Hayward menjadi bukti kekuatan pengetahuan bisa mengantarkan seseorang pada Islam. Perjalanannya dari seorang sejarawan militer menjadi otoritas tokoh yang dihormati tidak hanya menarik, tetapi juga sangat menginspirasi.
Profesor Joel Hayward telah dimasukkan dalam The Muslim 500 edisi 2023, sebuah publikasi bergengsi yang menampilkan 500 Muslim paling berpengaruh di dunia. Berita itu mungkin mengejutkan, tetapi itu merupakan pengakuan yang layak atas kontribusinya yang luar biasa.
Sebagai seorang keturunan Inggris-Selandia Baru, Profesor Hayward adalah seorang sejarawan perang dan strategi militer yang terkemuka, sebuah bidang yang dia minati karena latar belakang militer ayahnya.
Dia melihat peperangan sebagai wadah di mana karakter manusia diuji di bawah kondisi yang paling ekstrem, mengungkapkan kualitas seperti pengorbanan diri, persaudaraan, dan keberanian.
Baca juga:
Di Forum Internasional, Abdul Muti Dorong UNHCR Perhatikan Nasib Pengungsi di IndonesiaSetelah menyelesaikan gelar doktornya di University of Canterbury di Christchurch, Selandia Baru, dengan fokus pada operasi Luftwaffe selama Perang Dunia II, Profesor Hayward melanjutkan perjalanan akademisnya di Inggris. Dia mengajar secara ekstensif, termasuk di akademi militer, dan menulis buku-buku tentang sejarah militer.
Namun, lintasan karirnya berubah secara tak terduga setelah serangan 9/11 ketika seorang perwira militer senior menyatakan kepadanya bahwa ada militerisme yang melekat dalam Islam. Pernyataan ini memicu ketertarikannya pada Islam, yang kemudian membawanya pada perjalanan pencarian jati diri.
Mengutip Islam Channel, untuk memperdalam pemahamannya, Profesor Hayward mengambil kelas malam bahasa Arab, sehingga dia dapat membaca Al-Quran. Hampir dua dekade yang lalu, dia memeluk Islam. Transformasi ini tidak hanya mengubah kehidupan pribadinya, tetapi juga menjadi awal dari kontribusinya yang luar biasa dalam sejarah Islam.
Pada awal 2010, Profesor Hayward pindah ke Uni Emirat Arab, dia menjadi anggota fakultas di berbagai institusi akademis, termasuk Rabdan Academy. Di sana, dia mengajar generasi muda Emirat yang ingin belajar.
Latar belakangnya yang unik, memadukan metodologi sejarah Barat yang kritis terhadap sumber-sumber sejarah dengan keahliannya dalam bidang Islam, memungkinkannya untuk menawarkan perspektif yang tidak dimiliki oleh sejarawan lain.
Buku-bukunya tentang sejarah Islam, termasuk buku pemenang penghargaan "Kepemimpinan Muhammad: Sebuah Rekonstruksi Sejarah," telah membuatnya diakui sebagai otoritas terkemuka di bidangnya.
Salah satu karya terbarunya, "The Warrior Prophet: Muhammad dan Perang," mencerminkan penelitian yang cermat selama bertahun-tahun dan pemahaman yang mendalam tentang sejarah Islam.
Baca juga:
4 Pemikir Muslim Masuk Daftar 100 Pemengaruh AI Versi TIMESaat ini, dia mengalihkan perhatiannya pada diplomasi Nabi, mengungkap wawasan tentang bagaimana pemahaman Nabi Muhammad (SAW) tentang motivasi dan keinginan manusia yang memungkinkannya untuk menavigasi tantangan diplomatik yang kompleks.
Perjalanan Profesor Hayward ke dalam Islam juga telah mengungkapkan rasa kekeluargaan yang mendalam dengan sesama Muslim, melampaui latar belakang dan status sosial ekonomi.
Dalam kata-katanya: "Itulah yang menarik dari Islam - Islam melampaui ras, melampaui etnisitas, Islam mengikat kita semua tanpa memandang latar belakang dan juga tanpa memandang status sosial ekonomi."
Tinggal di UEA, sebuah negara yang dengan anggun merangkul modernitas sekaligus melestarikan warisan Islam, Profesor Hayward menganggapnya sebagai rumah. Pengalamannya selama satu dekade di UEA telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan, dan dia mengungkapkan rasa sayangnya yang mendalam terhadap negara ini.
Di era yang ditandai dengan perpecahan dan kesalahpahaman, kisah Profesor Joel Hayward mengingatkan masyarakat akan kekuatan transformatif pendidikan, empati, dan pengejaran pengetahuan yang tiada henti.
Kontribusinya dalam bidang sejarah dan diplomasi Islam berfungsi sebagai jembatan antar budaya, menumbuhkan rasa saling menghormati dan memahami di dunia yang semakin saling terhubung.
Profesor Joel Hayward akan tampil di atas panggung pada Konferensi Kehidupan Nabi Muhammad SAW pada Sabtu, 30 September 2023 di ICC di Birmingham. Acara ini bekerja sama dengan ILM UK.

(ori)