LANGIT7.ID-, Jakarta- - Setiap muslim sudah pasti menginginkan kehidupan yang istiqamah di atas jalan kebaikan. Saat mati pun hembusan nafas terakhir mengucapkan kalimat tauhid sebagai tanda husnul khatimah.
Hal tersebut bisa dicapai dengan menjalankan syariat Islam sesuai syariat Allah dan sunnah Rasulullah. Allah SWT menurunkan syariat untuk membuat umat manusia nyaman dan rileks menjalani kehidupan di dunia.
Menurut Founder Formula Hati, Ustadz Muhsinin Fauzi, ketika seseorang sudah berislam dengan nyaman, maka dia akan istiqamah di atas jalan kebaikan. Orang itu akan menjalankan ibadah dengan kualitas tingkat tinggi dan tidak sembarangan. Ini adalah tingkat tingginya iman, yakni khalawatul iman.
Baca juga:
4 Pemikir Muslim Masuk Daftar 100 Pemengaruh AI Versi TIME"Ketika kita dipanggil Allah dalam kondisi kebaikan. Jika kita bisa istiqamah dalam kebaikan, maka insya Allah kita akan berada dalam kondisi kebaikan ketika kita dipanggil Allah. Seseorang akan diwafatkan dalam keadaan yang biasa ia lakukan. Jika bisa khusnul khatimah, maka kita akan memiliki harapan ringan di alam barzah nanti," ujar Ustadz Fauzi melalui kajian daring Formula Hati, diktuip Rabu (13/9/2023).
Ada lima variabel agar seorang muslim bisa beragama dengan nyaman. Pertama, perlunya ilmu yang cukup. Semangat beragama yang tinggi dengan ilmu yang sedikit akan membuat beragama menjadi berat. Semangat beragama yang rendah dengan ilmu yang banyak akan membuat seseorang banyak menggampangkan.
"Idealnya adalah kita memiliki semangat beragama yang tinggi dengan ilmu yang banyak. Kita semangat beragama dan ilmunya cukup. Kalau shalat tidak khusyu’, bisa jadi pegal melaksanakannya. Kelonggaran yang ada dalam pilihan-pilihan hukum bisa diambil agar dirasakan ringan," ujar Ustadz Fauzi.
Kedua, mengerjakan syariat dalam kondisi sedang. Jika semua yang disyariatkan dikerjakan dalam kondisi optimal setiap saat, maka seorang muslim tidak akan sanggup dan bisa menjadi ambruk. Maka itu perlu mengerjakan syariat dalam kondisi sedang dan terus berupaya membenarkan ibadah.
"Jika menjalankan sesuatu dengan sedang, maka hal itu akan bisa dikerjakan dengan nyaman
Dalam beramal, kita menjalankan selangkah demi selangkah, tetap istiqamah dan tidak pernah mundur," tutur Ustadz Fauzi.
Ketiga, memiliki kondisi badan yang baik. Perintah sehat adalah perintah agama. Dengan badan yang sehat, kita akan bisa menjalankan syariat dengan baik. Rasulullah SAW adalah sosok manusia yang super sehat.
"Banyak yang perlu dikerjakan dalam agama, untuk itu kita haruslah sehat," ujar Ustadz Fauzi.
Keempat, memiliki kondisi hati yang semangat dan rileks. Hati berada dalam keadaan yang semangat. Umat Islam dianjurkan berlindung kepada Allah dari keadaan sedih. Sedih ini membuat kita menjadi malas beragama dan malas berusaha.
"Kelima, mahabbah kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi apapun. Kita penuh cinta karena mencintai Allah dan Rasul-Nya," ucap Ustadz Fauzi.
Baca juga:
Terkendala Dana, Banyak Pengelola Zakat Belum Ikut Sertifikasi AmilKendati begitu, bukan berarti berislam dengan nyaman tidak memiliki tantangan. Ustadz Fauzi menyebut setidaknya ada dua tantangan dalam berislam dengan nyaman. Pertama, adanya syahwat.
Syahwat dalam kondisi awal itu menyukai yang buruk-buruk. Hadits shahih Bukhari, surga dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai oleh syahwat dan neraka dikelilingi oleh hal-hal yang disukai oleh syahwat.
"Ruh itu akan mencocokkan tempat. Yang merasakan berat itu adalah syahwat dalam nafsu amarah
Kita perlu mengelola syahwat dari nafsu amaroh menjadi nafsu mutmainah," ungkap Ustadz Fauzi.
Kedua, adanya setan. Setan memiliki modus tazyin, yakni menghias-hiasi hati agar nyaman dengan keburukan dan tidak nyaman dengan kebaikan. Setan membangun persepsi bahwa hal baik itu berat.
(ori)