LANGIT7.ID-, Jakarta- -
Rumah tangga yang bahagia merupakan dambaan setiap pasangan rumah tangga. Namun, terkadang, ada sifat-sifat jelek yang dapat merusak keharmonisan rumah tangga.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Prof Yahya Zainul Ma’arif (Buya Yahya) memeparkan beberapa sifat jelek yang harus dihindari pasangan rumah tangga.
Jika pasangan suami-istri menjauhi sifat itu, maka rumah tangga bisa harmonis. Sifat-sifat itu di antaranya:
1. Tuntutan dan Ekspektasi Berlebihan
Tidak boleh banyak menuntut dan berekspektasi tinggi. Buya Yahya menyontohkan tuntutan yang berlebihan dari mertua terhadap menantunya. Ada seorang laki-laki yang dipaksa menjual motor satu-satunya untuk memenuhi tuntutan mertua.
“Tuntutan dan ekspektasi yang tidak realistis dapat membawa dampak negatif pada rumah tangga. Hindari mengorbankan kesejahteraan keluarga demi memenuhi tuntutan yang tidak masuk akal,” ujar Buya Yahya dalam ceramahnya di Al Bahjah TV, dikutip Jumat (15/9/2023).
Baca juga:
100 Tahun Gontor, Alumni Nobar Film Jejak Langkah 2 Ulama Bareng Santri2. Berbagi dan Membantu dengan Ikhlas
Dalam konteks membantu keluarga, terutama adik-adik atau saudara, Buya Yahya menegaskan pentingnya berbagi dan membantu dengan ikhlas. Dia mengajak untuk merasa bangga ketika pasangan membantu keluarga, bukan malah merasa kesulitan atau repot.
“Berbagi dengan sukarela dan ikhlas akan menguatkan hubungan dalam rumah tangga serta memberikan manfaat lebih besar,” tutur Buya Yahya.
3. Menghindari Sifat Minta-Minta
Buya Yahya mengingatkan untuk menghindari sifat permintaan yang berlebihan, baik kepada pasangan, saudara, maupun orang lain. Dia menyoroti bahwa memiliki jiwa pengemis dan selalu meminta-minta adalah tanda jiwa yang rendah.
“Sebagai gantinya, kita harus berusaha mandiri dan hanya meminta bantuan saat benar-benar diperlukan, bukan untuk hal-hal yang seharusnya dapat kita atasi sendiri,” ungkap Buya Yahya.
4. Memiliki Jiwa Berbagi
Buya Yahya menekankan, memiliki jiwa berbagi merupakan sifat yang mulia dan penting untuk dibangun dalam rumah tangga. Membantu sesama bukan hanya mengenai memberikan materi, tetapi juga tentang memberikan dukungan, nasihat, dan waktu.
“Jiwa berbagi akan membawa kedamaian dan kebahagiaan dalam rumah tangga,” ujar Buya Yahya.
5. Menghargai Kemandirian
Buya Yahya juga menggarisbawahi pentingnya menghargai kemandirian. Dia mencatat, meminta-minta atau terlalu bergantung pada orang lain, terutama dalam hal finansial, bukan sifat yang baik.
“Kemandirian adalah pondasi kuat dalam membangun kehidupan rumah tangga yang stabil,” ungkap Buya Yahya.
Buya Yahya menegaskan, dengan menghindari tuntutan berlebihan, memiliki jiwa berbagi, menghargai kemandirian, serta menghindari sifat permintaan yang berlebihan, kita dapat membangun rumah tangga yang bahagia, harmonis, dan penuh berkah.
“Semua ini adalah langkah-langkah penting dalam meraih keberkahan dan kebahagiaan dalam kehidupan berkeluarga,” tutur UAH.
(ori)