LANGIT7.ID-, Jakarta- - Founder Formula Hati, Ustadz Muhsinin Fauzi, menjelaskan, dzikir merupakan usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara mengingat keagungan-Nya.
“Adapun realitasnya untuk mengingat yang dimaksud adalah dengan cara memuji-Nya, membaca dan memaknai firman-Nya, menuntut ilmu dan memohon kepada-Nya,” kata Ustadz Fauzi dalam kajian Dzikir dan Taubat secara daring, dikutip Senin (18/9/2023).
Dzikir dengan khusyu menggunakan konsep shalat dengan khusyu termasuk maqamnya hati. Bisa disematkan kebanyak hal. Dapat dipahami, otomatis pikiran akan konsentrasi, fokus terhadap apa yang dibaca, badan akan tenang yang kemudian masuk dalam adab dzikir.
“Ketika orang penuh ketundukan dan rasa takut menghadap kiblat, bersuci, duduk kemudian berdzikir maka insya Allah pikirannya tenang, badannya tenang inilah yang disebut dzikir dengan khusyu,” ujar Ustadz Fauzi.
Baca juga:
Presiden Jerman: Islam dan Budaya Muslim Mengakar di Negara KamiAda beberapa adab dzikir yang dianjurkan oleh para ulama yakni bersuci, menghadap kiblat, duduk dengan tenang. Dzikir dengan khusyu ada kebaikan yang diraih, bisa dzikir dengan hati. Karena dzikir ada dua yaitu dzikir dengan lisan dan dzikir dengan hati. Maknany,a mengingat Allah walaupun lisan tidak berdzikir yang berdampak kepada dirinya.
Dzikir dengan khusyuk berarti menghadirkan Allah ke dalam hati dan badan ketika dzikir. Kondisi seperti itu disebabkan perasaan takut, tunduk, dan pasrah terhadap keagungan Allah SWT. Semua itu membekas pada gerak-gerik anggota badan yang penuh khidmat dan berkonsentrasi dalam dzikir.
“Maka hasil dari itu semua ialah dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan, dan sikap tinggi hati dalam kehidupan sehari-hari. Dengan itu, seorang hamba akan menghadap Allah dengan sepenuh hatinya, ia hanya akan bergerak sesuai petunjuk-Nya, dan diamnya juga Hanya bila sesuai dengan kehendak-Nya,’ kata Ustadz Fauzi.
Tantangan DzikirMenurut Ustadz Fauzi, ada beberapat tantangan dzikir agar bisa khusyuk. Hal itu tidak mudah didapatkan karena beberapat hal. Pertama, situasi dalam berdzikir tidak kondusif atau waktu yang disediakan tidak kondusif. Misalnya banyak kegiatan yang dilakukan.
“Kedua, terlalu banyak informasi yang masuk ke dalam otak, sehingga apa saja dpikirkan dan apa saja diinginkan. Ketiga, khusyuk dan amanah dicabut. Kalau kita berusaha untuk meraihnya insya Allah bisa didapatkan,” kata Ustadz Fauzi.
Langkah Berdzikir dengan KhusyukAda beberapa langkah yang bisa dilakukan agar bisa berdzikir dengan khusyuk. Pertama, kenali dengan baik kepada siapa menghadap. Yakni minta ampun kepada Allah yang memiliki kekuasaan tak terbatas. Perlu juga menghadirkan perasaan bukan siapa-siapa di hadapannya, karena semua hanya milik Allah SWT.
Kedua, menyelami dan menjiawai makna dzikir yang diucapkan. Seperti kata laa ilaaha illallah yang berarti tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, yaitu ketergantungan hanya kepada-Nya dan berharap ridha-Nya.
“Karena kalau Allah tidak murka yang lain ringan, kalau murka maka akan binasa kita,” Ujar Ustadz Fauzi.
Ketiga, berdzikir dengan kondisi badan yang nyaman seperti berwudhu, tidak terlalu lapar atau tidak terlalu kenyang, tidak dalam keadaan menahan buang air, dan tidak dalam kondisi yang terburu-buru.
“Berdzikir dengan kondisi tempat yang nyaman karena akan membantu kondisu khusyu,” ucap Ustadz Fauzi.
(ori)