LANGIT7.ID-, Jakarta- - Dunia saat ini perlu mengenal Nabi Muhammad SAW. Umat manusia membutuhkan inspirasi dari orang-orang luar biasa yang ajaran-ajarannya melampaui ras, jenis kelamin, agama, budaya, dan bahkan waktu dengan berbicara langsung kepada hati manusia.
Globalisasi makin kencang. Hal itu memaksa rang-orang dari berbagai latar belakang dan agama untuk berintegrasi secara ekonomi, sosial dan politik. Pada titik itu, manusia perlu belajar lebih banyak tentang sosok Muhammad yang digambarkan Al-Qur’an sebagain ‘Rahmatan lil-alamin (rahmat bagi seluruh alam)’.
George Bernard Shaw, seorang sastrawan besar dan pemenang Hadiah Nobel, mengakui sosok Muhammad mampu menyelesaikan berbagai masalah di era modern saat ini. Nabi Muhammad bisa membawa kedamaian dan kebahagiaan yang sanagt dibutuhkan saat ini.
“Saya percaya bahwa jika orang seperti dia (Muhamad) mengambil alih kediktatoran dunia modern, dia akan berhasil menyelesaikan masalah-masalahnya dengan cara yang akan membawa kedamaian dan kebahagiaan yang sangat dibutuhkan," kata Shaw dalam buku The Genuine Islam.
Baca juga:
Rahasia Sukses Bisnis HJ Karpet: Niat Lurus dan Melibatkan Banyak OrangAbdul-Lateef Abdullah, cendekiawan muslim asal Amerika Serikat, mengatakan, dunia saat ini sedang mengalami periode perubahan besar-besaran dan meningkatnya rasa tidak aman. Hal ini menciptakan banyak ketakutan dan kecemasan bagi orang-orang yang dipaksa untuk menerima perubahan yang asing bagi mereka. Terutama bagi mereka yang secara langsung menjadi korban kekerasan dan perang.
“Ketidaksetaraan yang besar dan terus meningkat dalam hal kekayaan, kekuasaan dan pengaruh antara yang memiliki dan yang tidak memiliki di dunia ini menyebabkan meningkatnya ketegangan di antara orang-orang dengan latar belakang dan kepercayaan yang berbeda,” kata Abdul-Lateef di laman About Islam, dikutip Senin (25/9/2023).
Penyebab utama permasalahan di balik era globalisasi saat ini adalah daya saing yang berlebihan. Tidak seperti persaingan yang sehat karena mengeksploitasi perbedaan. Persaingan, jika dibarengi dengan keadilan dan kepedulian terhadap kebaikan yang lebih besar, akan menjadi sehat. Lingkungan ekonomi global saat ini masih jauh dari sehat.
Kesenjangan antara kaya dan miskin semakin melebar dengan kecepatan kilat, pemerintah semakin tidak mampu menjamin perdamaian dan bahkan kedaulatan mereka sendiri, dan orang-orang menjadi ekstrem dalam semua aspek kehidupan dalam upaya untuk mengatasi perubahan.
“Kita, sebagai sebuah keluarga manusia, telah mencapai momen yang menentukan dalam sejarah bersama. Beberapa tahun yang lalu, edisi kartun Denmark lebih jauh menyoroti hal ini melalui intensifikasi dukungan massa terhadap 'benturan peradaban' antara dunia Barat dan dunia Muslim,” tutur Abdul-Lateef.
Teori ini pertama kali ditulis oleh Samuel Huntington, seorang intelektual Harvard. Perubahan bukannya tidak dapat dihindari, tetapi dipicu oleh elit penguasa keuangan dan korporasi internasional yang bertekad untuk menggunakan perbedaan agama, ketidaksetaraan ekonomi, kekacauan sosial, daya saing tinggi, dan bahkan perang untuk mengadu domba masyarakat dan menjarah sumber daya berharga milik negara-negara di dunia.
“Pengaruh dan kekuasaan yang dimiliki oleh para elit internasional ini sangat besar, dan globalisasi adalah modus operandi mereka untuk memperluas cengkeraman kekuasaan mereka,” ujar Abdul Lateef.
Pada titik ini, ajaran Nabi Muhammad SAW sanat penting. Pentingnya Nabi Muhammad pada saat yang genting dalam sejarah manusia ini adalah bimbingan yang diberikannya tentang cara merespon situasi yang dihadapi saat ini.
Jauh dari pendekatan yang terlalu idealis terhadap tantangan-tantangan seperti itu, Nabi Muhammad memberikan metode yang praktis dan menarik secara universal untuk menjalani kehidupan yang harmonis dan damai.
Abdul Lateef menegaskan, di dunia yang telah kehilangan keseimbangan, ajaran Muhammad adalah obat untuk mendapatkan kembali rasa keseimbangan yang sangat penting yang dicari oleh banyak orang.
“Teladannya memberi kita keyakinan bahwa rintangan apa pun yang kita hadapi tidak ada yang tidak dapat diatasi. Karena kehidupannya sendiri merupakan contoh utama bagaimana seorang pria yang sederhana, rendah hati, dan jujur dapat menjadi teladan bagi miliaran orang di seluruh dunia,” ujarnya.
Melalui wahyu yang diterima, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kepada umat manusia cara mengatasi ambisi duniawi, bukan menjadi budak duniawi. Beliau membawa ajaran Islam yang membimbing umat manusia menuju tujuan penciptaan dan potensi tertinggi. Islam adalah peta jalan, cahaya, mercusuar yang menunjukkan jalan pulang ke keadaan murni dari mana manusia semua berasal.
“Pada masa kesukuan dan ketidaktahuan, cara Muhammad adalah mencari pemahaman dan kebenaran dan mengajarkannya kepada orang lain, karena beliau mengajarkan bahwa hanya kebenaran yang dapat membebaskan manusia,” tutur Abdul Lateef.
(ori)