Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) menyebutkan bahwa pada 2020, 8 juta orang di Tanah Air mengalami gangguan penglihatan.
Refraksi menjadi salah satu penyebab gangguan penglihatan terbanyak di dunia. Gangguan refraksi sendiri menyumbang 0,75 persen dari 3 persen tingkat kebutaan di Indonesia.
Sebagian gangguan ini muncul pada fase awal kehidupan, yaitu antara usia 6-12 tahun. Sehingga penderita akan mengalami gangguan dalam menyerap materi pelajaran yang berpotensi pada penurunan kecerdasan.
The International Agency for the Prevention of Blindness (IAPB) mengungkapkan bahwa 90 persen kebutaan bisa dicegah atau ditanggulangi.
Namun, hal tersebut tentu membutuhkan upaya dari semua pihak untuk mengedukasi pentingnya kesehatan mata dan pencegahan penurunan penglihatan.
Sejalan dengan itu, Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan Perdami meluncurkan program "Indonesia Menatap Dunia" dengan pelaksanaan kick off berlangsung di SLBN 3 Jakarta, Ahad (1/10/2023) kemarin.
Program Indonesia Menatap Dunia merupakan sebuah gerakan untuk mendonasikan kacamata untuk anak-anak dan lansia Indonesia yang tak mampu di pelosok, wilayah terluar, dan perbatasan.
Harapannya adalah agar mereka dapat nyaman untuk belajar, membaca, dan bersekolah meski mengalami keterbatasan dalam indera penglihatan mereka.
Ketua Perdami Jaya, dr. Julie Dewi Barliana mengatakan program tersebut sejalan dengan tujuan Perdami dalam memberantas kebutaan dan gangguan penglihatan.
"Program ini berkaitan dengan misi Perdami, yaitu upaya pemberantasan kebutaan dan gangguan penglihatan. Lebih khusus lagi, saat ini Perdami tengah berupaya memberantas gangguan penglihatan pada anak-anak," kata Julie Dewi.
Ketua Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Rahmat Riyadi mengajak masyarakat untuk ikut peduli terhadap masalah penglihatan di Indonesia.
Sebab, lanjut Rahmat Riyadi, orang dengan kesempurnaan penglihatan saja, hanya mampu melihat 2 persen dari dunia ini.
"Nah kalau 2 persen itu saja kurang sempurna, maka alangkah sedihnya bagi yang kurang dari itu. Oleh karena itu kita berusaha mengkampanyekan ini dengan maksimal. Melalui program ini juga nanti akan kami jadikan sebuah model bagaimana mengatasi masalah penglihatan ini dengan komprehensif," terang Rahmat dalam keterangan resmi, Senin (2/10/2023).
Pada kesempatan ini pula, Dompet Dhuafa dan Perdami menggelar pemeriksaan mata terhadap 50 penerima manfaat, yaitu anak-anak berkebutuhan khusus baik siswa SLBN 3 maupun di luar itu, juga para lansia yang berdomisili di Jakarta.
Dalam acara ini juga dilaksanakan penyerahan kacamata secara simbolis kepada para penerima manfaat.
(ori)