LANGIT7.ID-, Jakarta- - Menabrak kucing hingga mati dan tidak dikubur merupakan salah satu mitos yang sudah populer di tengah masyarakat. Mitos menabrak kucing memang selalu dikaitkan dengan pertanda sial.
Konon katanya, jika seseorang telah menabrak kucing maka akan mendapatkan kesialan, seperti kecelakaan. Apalagi, jika seseorang tersebut tidak bertanggung jawab dan tidak mengubur kucing itu. Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Prof Yahya Zainu Ma’arif (Buya Yahya), menjelaskan, pandangan Islam saat seseorang menabrak kucing.
Pertama, seseorang tidak berdosa jika tidak sengaja menabrak kucing. Buya Yahya menjelaskan, menabrak kucing secara tidak sengaja tidak dianggap dosa dalam Islam. Ini menunjukkan, dalam ajaran agama Islam, tindakan tersebut tidak dihukum jika itu terjadi tanpa sengaja.
Kedua, tidak ada keyakinan aneh. Buya Yahya menekankan, tidak ada keyakinan aneh-aneh yang seharusnya terkait dengan menabrak kucing. Menurut dia, masyarakat, terutama umat Islam, harus meninggalkan keyakinan-keyakinan seperti itu.
Ketiga, menghindari Kucing: Buya Yahya mencatat, beberapa orang merasa takut atau menghindari kucing ketika berjalan, karena khawatir menabrak. Namun, menghindari kucing untuk mencegah menabrak adalah langkah yang masuk akal, asalkan itu tidak menjadi sebuah keyakinan aneh-aneh.
“Misalnya saja menghindari kucing kemudian malah membahayakan diri sendiri ataupun menabrak orang lain, tentunya ini adalah pemikirian yang aneh,” ucap Buya Yahya dalam kajiannya yang disiarkan secara daring, Jumat (13/10/2023).
Keempat, kubur kucing kalau mati. Buya Yahya menyarankan untuk mengubur kucing yang sudah mati, jika ada kekhawatiran bangkainya bisa mengganggu orang. Ini adalah tindakan yang masuk akal dan etis.
Kelima, terkait penyiksaan hewan. Dalam Islam, menyiksa hewan, termasuk kucing, dianggap sebagai perbuatan zalim. Ini menekankan pentingnya perlakuan baik terhadap hewan-hewan dan melindungi mereka dari penyiksaan.
“Adapun jika menabrak kucing dan tidak disengaja, tentunya hal ini bukan lah merupakan sebuah dosa,” ungkap Buya Yahya.
Keenam, mengubah Keyakinan yang Tidak Beralasan: Buya Yahya mengingatkan untuk tidak mempercayai keyakinan yang tidak beralasan dan mencoba untuk mengubah keyakinan aneh-aneh yang ada dalam masyarakat.
“Masyarakat harus mengadopsi keyakinan yang lebih masuk akal dan ilmiah,” ujarnya.
(ori)