LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pendiri Sekolah Rumah Tangga, Febrianti Almeera, menilai sangat penting memupuk kecintaan anak kepada Allah sejak kecil. Pola pengasuhan untuk menanamkan rasa cinta kepada Allah SWT pun berbeda-beda di setiap usia anak.
Febrianti menjelaskan, dalam proses pengasuhan, ternyata ada rasa yang berbeda ketika ngasuh anak-anak kecil dan mendidik calon pemuda. Ketika berhasil menghasuh seorang anak di tujuh tahun pertama akan jauh lebih mudah melekatkan antara jiwa ke jiwa, hati ke hari, dan mendidiknya ke depan di usia selanjutnya.
“Usia 7 tahun pertama adalah penentu. Apabila kita mengenal golden age pada usia 5 tahun, ternyata dalam Islam sebenarnya seluruh rentang usia manusia merupakan golden age. Bedanya adalah golden age untuk setiap kondisi-kondisi tertentu,” kata Febrianti dalam kuliah daring Edufic, Ahad malam (29/10/2023).
Baca juga:
Konsep Pendidikan Islam dari 0 Tahun Sampai 15 TahunDalam Islam, semua usia adalah golden age, hanya dibagi untuk setiap kondisi tertentu. Misalnya untuk keimanan golden age 7 tahun pertama dan untuk bahasa golden age 7 tahun pertama. Kemudian 7 tahun berikutnya ada lagi dan seterusnya.
Sebagai orang tua, ternyata keilmuan-keilmuan tentang menjadi orang tua terhadap anak usia dini ataupun orang tua terhadap anak calon pemuda memiliki dinamikanya masing-masing. Dia menegaskan, mengasuh calon pemuda di luar anak usia dini memiliki tantangan lebih besar untuk menanamkan keimanan, jika tujuh tahun pertama tidak dididik demikian.
“Sebab, 7 tahun pertama adalah usia emas tentang keimanan,” ujar Febrianti.
Islam memiliki timeline dalam mendidik dan mengasuh anak yaitu mulai 15 tahun awal, di mana anak lahir 0 tahun sampai aqil baligh. Aqil baligh memiliki dua frasa yang digabungkan aqiil artinya dewasa secara mental, dewasa secara akal berfikir, dan sanggup untuk memikul beban. Kemudian baligh, yaitu dewasa atau matang secara biologis.
“Sehingga maknah dari aqil baligh adalah dewasa keseluruhan, baik secara mental maupun dewasa secara biologis yang tentunya sudah matang. Tanda anak sudah masuk usia baligh atau dewasa secara biologis apabila perempuan dengan haidh sedangkan laki-laki ditandai dengan mimpi basah,” ujar Febrianti.
Kedua frasa aqiil dan baligh harus sepaket. Hari ini, banyak orang memiliki kondisi biologis sudah matang tapi tidak dibarengi kematangan berpikir. Hal itu menyebabkan anak muda menyalurkan hasrat ke tempat yang salah karena tidak memikirkan konsekuensi.
“Oleh sebab itu, aqil dan baligh harus selalu disatukan,” ujarnya
(ori)