LANGIT7.ID-, Jakarta- - Geografi dan kartografi awal lebih merupakan seni daripada sains. Meskipun para astronom melalui studi mereka tentang alam semesta dapat berteori tentang konsep geografis umum seperti bentuk bumi, geografi awal sebagian besar merupakan produk imajinasi: kumpulan dongeng yang mengagumkan dan kisah-kisah mengagumkan dari tempat-tempat yang jauh.
Namun, pada abad ke-12, seorang ahli geografi dan kartografer Amazigh bernama Abu Abdullah Mohammed bin Mohammed 'Abdullah bin Idris al-Hammudi al-Hassani memulai revolusi yang pada akhirnya mengarah pada geografi modern.
Al-Idrisi lahir pada tahun 1100 di Ceuta, Maroko, dari keluarga bangsawan Amazigh, yaitu suku Hammud. Salah satu garis leluhurnya adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad, ia berhak menggunakan gelar ash-Sharif (Yang Mulia).
Selama masa mudanya, ia belajar di Kordoba, yang saat itu merupakan ibu kota Spanyol Islam. Seorang penyair, mahasiswa kedokteran dan pengembara yang rajin, ia adalah seorang jenius yang ulung pada tingkat pertama.
Baca juga:
Gus Idham-Neng Umi, Dua DaI Muda Yang Sedang Naik DaunSelama perjalanannya, ia menelusuri kembali jalur penaklukan Islam. Para penunggang kuda pejuang yang telah menyeberangi Mediterania untuk menyebarkan agama baru, telah bersumpah bahwa hanya gelombang lautan di al-Maghreb (Barat) yang akan menghentikan kuda-kuda mereka.
Mengunjungi SisiliaReputasi al-Idrisi dalam hal belajar, dan ketenarannya sebagai seorang pengembara, akhirnya membuatnya diundang oleh Roger II, penguasa Norman di Sisilia, untuk mengunjungi pulau tersebut.
Diterima dengan kehormatan tinggi, al-Idrisi menemukan dalam diri Roger semangat yang sama dengan keingintahuan intelektual yang sama dengan dirinya. Ketertarikan sang raja yang tak pernah terpuaskan pada geografi menyita seluruh waktu yang tidak dihabiskannya untuk mengurus kerajaan kecilnya.
Sebelum kematian Roger pada 1154, Al-Idrisi menyelesaikan pembuatan bola langit dan peta berbentuk cakram dari dunia yang dikenal (planisphere), keduanya terbuat dari perak padat.
Peta ini didasarkan pada karya ensiklopedis yang diselesaikan al-Idrisi di bawah perlindungan Roger: Kitab Nuzhat al-Mushtaq fi Ilkhtiraq al-Afaq, yang kadang-kadang disebut Kitab ar-Rujari (Kitab Roger).
Baru pada 1592, naskah ini muncul pertama kali di Eropa dalam edisi ringkasan yang dicetak di Roma. Naskah ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1619, namun belum diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris secara keseluruhan.
Informasi lain diperoleh dari orang-orang yang dikirim khusus untuk mengumpulkan informasi. Al-Idrisi tetap tinggal di istana di Palermo setelah kematian Roger dan menulis risalah geografis lainnya, Taman Peradaban dan Hiburan Jiwa.
(ori)