Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Kamis, 30 November 2023
home masjid detail berita

Proses Islam Bentuk Kebudayaan Minangkabau, dari Surau hingga Islamisasi Adat

Muhajirin Rabu, 15 November 2023 - 20:00 WIB
Proses Islam Bentuk Kebudayaan Minangkabau, dari Surau hingga Islamisasi Adat
Doktor ilmu sejarah Universitas Indonesia (UI), Akmal Sjafril, dalam INSISTS Saturday Forum (INSAF)
skyscraper (Desktop - langit7.id)
LANGIT7.ID-, Jakarta- - Doktor ilmu sejarah Universitas Indonesia (UI), Akmal Sjafril, menjelaskan, dakwah Islam sejak berabad-abad silam sudah membentuk kebudayaan masyarakat Minangkabau. Dia membangi proses islamisasi di Minangkabau dalam empat babak.

“Setiap babak tersebut memiliki kontribusi yang penting bagi terwujudnya Alam Minangkabau sebagaimana yang kita saksikan pada masa kini,” kata Akmal dalam INSISTS Saturday Forum (INSAF), dikutip Rabu (15/11/2023).

Meski demikian, masuknya Islam ke Alam Minangkabau dengan sengaja tidak dimasukkan ke dalam empat babak di atas. Ada faktor hal itu tidak dimasukkan. Pertama, sulit menentukan waktu pasti kapan proses dakwah Islam menyebar di Minangkabau. Kedua, nyaris mustahil memastikan tokoh pembawa Islam untuk pertama kalinya ke wilayah itu.

“Pergaulan internasional sudah merupakan kelaziman sejak dahulu, dan para pedagang dari berbagai wilayah, dari India sampai Malaka, telah memasuki wilayah Minangkabau sejak dahulu,” ujar Akmal.

Baca juga:Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2024 Sebesar Rp105 Juta

1. Surau
Babak pertama memberikan kontribusi signifikan dengan memanfaatkan surau, yang sudah ada sejak jaman pra-Islam, sebagai pusat-pusat pendidikan Islam. Islamisasi berkembang sangat masif, karena surau adalah tempat berkumpulnya para pemuda dan tempat bermalamnya anak laki-laki.

“Dengan demikian, dapat dipastikan tak seorang pun pemuda Minangkabau yang tidak mengenal Islam,” ujar Akmal.

2. Peran Kaum Paderi
Kaum Paderi berperan meneguhkan komitmen masyarakat Minangkabau terhadap Islam, yaitu dengan membasmi kemaksiatan. Meski perang saudara yang dihasilkan membawa akibat yang sangat dahsyat, diakhiri dengan kekalahan Kaum Paderi yang malah meneguhkan kekuasaan Belanda, namun perjuangan mereka telah menginspirasi masyarakat Minangkabau untuk kembali memurnikan kehidupan mereka agar sejalan dengan ajaran Islam.

“Meski demikian, Kaum Paderi belum menyentuh persoalan-persoalan adat,” ucap Akmal.

3. Peran Kaum Mudo
Kaum Mudo berperan besar dalam membawa gagasan-gagasan baru yang dibawanya dari luar Alam Minangkabau. Meski di antara gagasan-gagasan baru itu juga ada yang tidak sejalan dengan Islam, misalnya Ahmadiyah dan komunisme, namun proses itu sangat penting bagi kemajuan masyarakat.

Setelah banyak berkenalan dengan dunia luar, para pemuda tampil mengkritisi adat Minangkabau yang belum sejalan dengan Islam, praktik keagamaan yang belum tepat, dan juga memperbaharui sistem pendidikan.

“Hasilnya, Alam Minangkabau menjadi lahan subur pergerakan, dan di masa Revolusi Fisik, Sumatera Barat berhasil memberikan kontribusi yang sangat signifikan,” ungkap Akmal.

4. Islamisasi Adat
Setelah Revolusi Fisik berhasil dimenangkan, masyarakat Minangkabau dengan sukarela menimbang kembali persoalan-persoalan adatnya. Dalam suasana kemerdekaan, mereka memutuskan untuk melakukan penyesuaian terhadap adat sesuai dengan tuntunan adat itu sendiri.

“Yang signifikan dari babak ini adalah semangatnya, sebab penyesuaian adat dengan ajaran agama itu terjadi secara alamiah, tanpa didahului oleh konflik. Dengan demikian, komitmen yang telah dinyatakan di awal telah menemukan kemantapannya pada babak ini,” jelas Akmal.

Maka itu, dapat dipahami alasan Minang begitu kuat membela Islam. Itu karena Minang adalah Islam; jika tak berkomitmen pada Islam, maka bukan orang Minang. Sejak dahulu, Alam Minangkabau telah menerima kenyataan bahwa agama ditempatkan di atas adat, dan adat hendaknya menyesuaikan diri dengan agama. Betapa pun orang Minang mencintai adat, semestinya lebih mencintai Islam.

“Bagi orang Minang, tidaklah lazim untuk menjadikan adat sebagai sesuatu yang sakral dan tak boleh berubah, bahkan justru adat itulah yang wajib disesuaikan dengan agama, dan bukan sebaliknya.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
right-1 (Desktop - langit7.id)
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Kamis 30 November 2023
Imsak
03:56
Shubuh
04:06
Dhuhur
11:45
Ashar
15:09
Maghrib
17:58
Isya
19:12
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
QS. Al-Ikhlas:1 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan