LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pakar pendidikan Islam, Mohammad Fauzil Adhim, menjelaskan terkait pendekatan yang dilakukan institusi sekolah dalam menyelesaikan masalah siswa.
Dia menejlaskan, ada pendekatan proaktif dan pendekatan reaktif. Sekolah yang menggunakan pendekatan reaktif akan banyak disibukkan untuk menghadapi berbagai masalah yang ada pada siswa.
“Waktunya banyak terkuras untuk menghadapi persoalan demi persoalan yang silih berganti. Bullying hanyalah salah satu di antaranya,” kata Fauzil melalui akun resminya, dikutip Kamis (16/11).
Ketika menggunakan pendekatan reaktif, sekolah baru bertindak saat ada masalah. Itu pun kerapkali sebatas agar masalah tidak lagi muncul ke permukaan. Seolah-olah baik-baik saja, padahal ada api dalam sekam.
Hal yang lebih parah, masalah masih ada, bahkan sangat mengkhawatirkan, tetapi pihak sekolah memaksa pihak-pihak yang sedang bermasalah untuk menganggap tidak ada masalah. Padahal masalahnya sangat parah.
“Semisal siswa korban perundungan yang mengalami trauma, hanya diberi dua pilihan, yakni “memaafkan” atau keluar dari sekolah itu. Sebuah proses pendidikan yang amat sangat buruk. Sudah korban, dikorbankan pula akibat sekolah tidak memiliki kemampuan mengatasi masalah,” ujar Fauzil.
Pendekatan reaktif itu melelahkan dan menguras tenaga sekaligus menghambat produktivitas. Standarnya juga rendah. Hal yang dianggap “tidak ada masalah”, hakekatnya masalah itu sendiri.
Sekolah hanya sibuk agar siswa menjadi yang tidak-tidak, yakni tidak merokok, tidak tawuran, tidak narkoba dan lainnya. Padahal sekadar terbebas dari semua itu sama sekali belum mencukupi.
Sangat berbeda dengan pendekatan proaktif. Perhatian utamanya bukan sekedar agar tidak ada bullying, tidak terjerumus pergaulan bebas dan sejenisnya. Bukan pendekatan yang “tidak-tidak seperti itu”.
Pendekatan proaktif memusatkan perhatian bagaimana agar siswa dapat mencapai standar tertinggi sesuai idealisme sekolah, baik kepribadian maupun keunggulan.
“Artinya, sekedar tanpa bullying saja tidak cukup. Sekolah yang baik menyiapkan siswa agar memiliki orientasi yang kuat dan produktif. Ini semua perlu disiapkan dari awal dengan langkah-langkah yang terukur,” ujar Fauzil.
(ori)