LANGIT7.ID-, Jakarta- - Kedamaian, ketenangan, kasih sayang, dan cinta. Ini adalah hal-hal yang direnungkan oleh sebagian besar orang yang sudah menikah. Ada orang merasa hal tersebut hilang dari pernikahannya. Ada pula yang merasakan hal itu setiap saat. Ada pula yang hari ini senang bersama, besok tidak lagi.
Pernikahan dapat menjadi sumber kedamaian, ketenangan, kasih sayang, dan cinta jika kedua pasangan mengusahakannya. Harus dibangun dan dipelihara. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk membangun rumah tangga bahagia.
1. Pondasi
Theresa Corbin, penulis The Islamic dan salah satu penulis The New Muslim's Field Guide, mengatakan, membangun sebuah pernikahan yang didasarkan pada cinta Allah merupakan pondasi kuat pernikahan.
“Jadikanlah pernikahan Anda sebagai ibadah. Saling mencintai satu sama lain karena Allah,” kata Theresa melalui akun about Islam, Kamis (23/11).
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Allah akan bertanya pada Hari Kiamat, 'Di manakah orang-orang yang mencintai karena Kebesaran-Ku? Pada hari ini, ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Ku, Aku akan memasukkan mereka ke dalam naungan-Ku.” (Muslim)
Theresa menegaskan banyak orang merugi lantaran melakukan sesuatu bukan untuk mencari keridaan Allah SWT, melainkan sekadar niat untuk pasangan saja. Padahal, Islam mengajarkan, aktivias membahagiakan pasangan harus dilandasi niat mencari keridhaan Allah.
“Tetapi ketika kita melakukan sesuatu, bukan demi pasangan kita, tetapi untuk mencari keridhaan Allah, pahala kita tidak akan pernah hilang. Allah Maha Mengetahui dan Maha Menghargai,” tutur Theresa.
2. Kerangka, Dinding, dan Hiasan
Setelah fondasi yang kuat dibangun berdasarkan rasa saling mencintai karena Allah dan mencari keridhaan-Nya, maka kerangka kerja untuk pernikahan harus dibangun. Bagaimana Anda akan menjalankan rumah tangga? Siapa yang membayar tagihan? Siapa yang melakukan apa di sekitar rumah? uang, pekerjaan¸ anak-anak. Di titik ini sering pertengkaran muncul.
Masalah dalam rumah tangga merupakan hal lumrah. Akan ada saat-saat tertentu terjadi ketidaksepakatan. Jika ketidaksepakatan itu dihadapi dengan egoisme, maka hanya akan memunculkan sakit hati.
“Berdebatlah dengan sopan santun,” kata Theresa.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (16:125)
3. Atap
Saat seseorang membangun sebuah rumah, maka sudah pasti akan membangun atap. Demikian pula dalam rumah tangga. Anda membangun fondasi yang dibangun di atas cinta Allah, lalu menavigasi argumen dengan sopan santun. Selanjutnya, memasang atap anti bocor terlihat jelas, namun bahan-bahan yang dibutuhkan sangat sederhana sehingga sering kali terlewatkan.
“Sering-seringlah menyapa satu sama lain dengan kata-kata yang baik,” tutur Thersa. Nabi Muhammad bersabda:
“Aku bersumpah demi yang jiwaku berada di tangan-Nya bahwa kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Izinkan saya memberitahukan sesuatu kepada kalian, bahwa jika kalian mengamalkannya, kalian akan saling mencintai, sebarkanlah salam Islam di antara kalian.” (HR Muslim)
Bagaimana mungkin Anda tidak mencintai seseorang yang sering mendoakan kedamaian bagi Anda dengan tulus? Sering-seringlah tersenyum kepada mereka. Nabi saw bersabda: “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. At-Tirmidzi).
Pandanglah pasangan Anda dengan penuh cinta. Nabi Muhammad bersabda: “Ketika suami dan istri saling memandang dengan cinta, Allah [akan] memandang mereka dengan kasih sayang." (Dikutip dari kitab al-Jami` al-Saghir karya Imam Suyuti)
4. Merawat dan Memelihara
Setelah pernikahan dibangun, pekerjaan belum selesai. Kadang-kadang atapnya perlu diganti. Di lain waktu, ada keretakan pada fondasi. Pemeliharaan adalah fakta kehidupan.
Jadi, teruslah melakukan semua hal ini dalam hal mencintai karena Allah, tersenyum, memberi salam, berdebat dengan sopan santun, memaafkan dan mengakui kesalahan, dan seterusnya, pastikan untuk melakukan pekerjaan ketika perombakan besar perlu dilakukan.
Allah berfirman dalam Al-Quran: “Mereka (istri-istri kalian) adalah pakaian bagi kalian dan kalian adalah pakaian bagi mereka.” (QS Al-Baqarah:187)
(ori)