langit7.ID-, Madinah- - Proses ziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah Almunawaroh, saat ini terasa berbeda dengan sebelumnya.
Dulu, biasanya modelnya dulu duluan. Kuat kuatan. Yang duluan dan kuat dapat. Pokoknya semua serba rebutan untuk bisa masuk ke raudhoh yang menjadi tempat makam Nabi Muhammad.
Saking berebutnya, saking banyaknya manusia yang bertumpuk di pusaran sekitar raudhoh, sholat pun kesulitan.Kalau toh bisa sholat di sekitar raudhoh, berdiri tidak kokoh karena bodi kesenggol senggol jamaah yang terus berlalu lalang mencari tempat dekat raudhoh untuk bersholat dan berdoa.
Meskipun masih tetap sholat dengan berdiri yang tidak kokoh tersebut, saat mau rukuk pun bisa nubruk punggung atau pun pantat jamaah lainnya karena terlalu dempet dempetan saat sholat. Bukan rukuk saja yang jadi problem, saat mau sujud pun kepala nyari posisi untuk benar-benar bisa sujud. Karena space untuk sujud super sedikit akibat jumlah umat Islam yang berebut bisa sholat di raudhoh terlalu besar jumlahnya.
Ribuan jamaah umrah dengan tertib mengantre untuk memasuki Raudhah.
Maka wajar di raudhoh, banyak askar teriak-teriak mengamankan jamaah, dan tidak segan segan mengusir yang sholatnya lama atau berdoanya lama. Yang tetap bandel berdiri di tempat sholat, jangan heran karena bisa diangkat askar untuk didorong keluar area plus kena pentungan.
Namun kondisi seperti itu agak berubah sedikit mulai sekitar 2016, dimana pola masuk ke area raudhoh dibuat dengan batasan garis. Para askar membatasi dengan memegang tali dari ujung ke ujung yang dibuat perkelompok mulai 1,2,3,4 dan 5.
Ketika tali 1 di dekat raudhoh dibuka, jamaah yang berada di arena tali 1 diijinkan masuk ke area raudhoh untuk sholat maupun berdoa. Sementara kelompok lain yang sudah menunggu di garis kotak 2,3,4 dan 5 tetap menunggu giliran berikutnya. Namun, pola ini tidak bertahan lama karena masih berkesan tak beraturan.
Mulai 2021 setelah covid model ziarah ke makam Rasululloh berubah lagi. Sistem ziarah dibuat dengan pola mendaftar ke tim ziarah. Pengelola ziarah hanya menerima pendaftaran perkelompok yg dibawa biro umroh/haji. Sistem per biro ini menjadi lebih baik karena jadwal waktu ziarah lebih pasti dan dijamin tidak rumit.
Karena jamaah yang ingin ziarah sudah ditentukan waktunya sesuai waktu pendaftaran. Para calon ziarah ini, sesuai jadwal diminta antre dan baris secara rapi di dekat pintu raudhoh.
Hasilnya lumayan baik dan banyak jamaah puas, karena dengan sistem ini, setiap rombongan jamaah dapat giliran 3-5 menit untuk berada di area raudhoh. Lumayan, sholat dan berdoa menjadi lebih khusuk.
Namun pola yang sudah baik ini, mulai dimodifikasi lagi di 2023, dimana untuk ziarah tahapannya bertambah. Yang semula, diawali pendaftaran oleh pempinpin rombongan umroh haji, kemudian sesuai jadwal jamaah baris antre di tempat yang sudah ditentukan lalu menunggu giliran masuk raudhoh.
Tetapi sekarang ada perubahan lagi: mendaftar, mengantre, transit di tempat lain lagi yang waktu menunggunya cukup lama 40 menit, baru menunggu giliran ziarah.
Perubahan ini membuat proses menuju ziarah menjadi lebih lama, namun hasilnya lumayan menjadi lebih baik: jamaah tetap bisa khusuk sholat dan berdoa di raudhoh. Namun waktu ziarah tetap terbatas karena jumlah jamaah umroh saat pasca covid menjadi meningkat pesat
(ori)