LANGIT7.ID-, Jakarta- - Nabi Muhammad SAW menggunakan berbagai metode dalam menyampaikan risalah Ilahi. Salah satunya upaya diplomasi dengan mengirim surat-surat kepada para raja dan pemimpin yang berkuasa di seluruh negeri saat itu.
Surat-surat yang beliau kirimkan kepada raja-raja pada masa itu, mengajak untuk menerima Islam. Beberapa raja menerima Islam, yang lain mengagumi karakter Nabi. Mereka menghargai seruannya tetapi tidak menjadi Muslim.
Namun, yang lainnya terlalu keras kepala dan sombong untuk percaya atau tunduk kepada Allah. Di antara raja-raja tersebut adalah Heraklius (kaisar Romawi), Chosroes (kaisar Persia), Al-Muqawqas (raja Mesir), Negus (raja Abyssinia), dan lain-lain.
Mereka memerintah di berbagai belahan dunia dan memiliki kekuatan besar yang tidak dapat ditentang atau ditantang oleh siapa pun. Namun, Nabi Muhammad SAW mengirimi mereka surat-surat ini sesuai dengan perintah Allah untuk menyebarkan firman-Nya ke seluruh dunia tanpa rasa takut atau enggan.
“Ini adalah salah satu dari sekian banyak bukti keaslian kenabian beliau; beliau diutus untuk seluruh umat manusia,” kata asisten profesor linguistik dan penerjemahan di Kanada, Dr. Ali Al-Halawani, dikutip dari About Islam, Rabu (6/12/2023).
Baca juga:
Gus Baha: Kemenangan Permanen Umat Islam adalah LogikaReaksi para raja terhadap surat-surat Nabi SAW sangat beragam:
1. Heraklius: Jika aku bersamanya, aku akan membasuh kakinya
Imam Al-Bukhari dan Muslim menceritakan, ketika Heraklius mendengarkan surat Nabi dan bertanya kepada Abu Sufyan tentang sifat-sifat dan risalah Nabi, ia mengakui bahwa Muhammad (SAW) memang benar Nabi Allah.
Dia berkata: "Jika apa yang engkau (Abu Sufyan) katakan itu benar, maka dia adalah seorang Nabi, dan dia akan segera menempati tempat di bawah kedua kakiku ini (menjadi raja). Aku tahu bahwa ia akan muncul, tapi aku tidak menyangka bahwa ia berasal dari kalangan kalian.
Seandainya aku tahu bahwa aku dapat menjumpainya, tentu aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menemuinya, dan seandainya aku bersamanya, aku akan membasuh kedua kakinya."
Meski begitu, Heraklius tidak masuk Islam namun tetap menghormati Rasulullah SAW.
Kita memahami dari riwayat ini dan riwayat-riwayat lain bahwa ketakutan Heraklius terhadap dirinya dan kerajaannya mencegahnya untuk menerima Islam dan berhijrah kepada Nabi.
Ketika dia mendengar berita bahwa Negus (gelar raja Ethiopia kuno) masuk Islam, Hereklius berkata, "Demi Allah, jika bukan karena mempertahankan kerajaanku, aku akan melakukan apa yang telah ia lakukan.”
Dalam riwayat lain setelah berbicara dengan Abu Sufyan, Heraklius mengatakan, “Sungguh saya tahu bahwa temanmu itu adalah seorang nabi yang diutus. Nabi yang kami tunggu-tunggu dan nabi yang kami dapatkan (keterangannya) dalam kitab kami. Namun, saya takut orang-orang Romawi akan membunuhku. Kalau bukan karena itu, tentu saya sudah mengikutinya.”
2. Raja Euthopia: Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah.
Ketika Amr ibn Umaiyah menyampaikan surat Nabi kepada Negus, yang beragama Kristen, ia mengambil perkamen dan meletakkannya di matanya. Dia turun ke lantai dan mengakui keimanannya kepada Islam.
Dia menulis jawaban berikut ini kepada Nabi (saw):
Bismillahirrahmani-rahim
Dari Negus As-hama kepada Muhammad, Rasulullah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepadamu, wahai Rasulullah! Dan rahmat dan berkah dari Allah yang tiada tuhan selain Dia.
Saya telah menerima surat Anda yang di dalamnya Anda menyebutkan tentang Isa dan demi Tuhan langit dan bumi, Isa tidak lebih dari apa yang Anda katakan. Kami sepenuhnya mengakui bahwa dengan apa yang telah Anda kirimkan kepada kami dan kami telah menjamu sepupu Anda dan teman-temannya.
Aku bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah, benar dan membenarkan (kitab-kitab) yang telah ada sebelummu. Aku berbaiat kepadamu melalui sepupumu dan menyerahkan diriku melalui dia kepada Tuhan semesta alam." [Zaad Al-Ma'ad 3/60, 61].
3. Muqawqas: Nabi ini tidak melarang sesuatu yang keji
Al-Muqawqas merenungkan isi surat tersebut secara mendalam. Dia berkata: "Aku telah sampai pada keyakinan bahwa Nabi ini tidak mengatakan sesuatu yang keji, ia bukan penyihir yang tersesat dan bukan pula peramal yang berdusta. Beliau membawa benih-benih kenabian yang nyata, maka aku akan mempertimbangkannya secara mendalam."
Al-Muqawqas memerintahkan agar surat tersebut ditempatkan di dalam peti gading dan disimpan dengan aman di dalam perbendaharaan pemerintah. Dia mengirimkan jawaban berikut kepada Nabi:
Dari Al-Muqawqas
Aku telah membaca suratmu dan memahami apa yang telah engkau tulis. Saya tahu bahwa kedatangan seorang Nabi masih akan datang. Tapi saya pikir, ia akan lahir di Suriah - saya telah memperlakukan utusan Anda dengan hormat dan terhormat.
Aku mengirimkan dua pelayan untukmu sebagai hadiah. Pelayan-pelayan ini berasal dari keluarga yang sangat terhormat di antara kami.
Selain itu, saya kirimkan pakaian dan seekor Duldul (kuda) untuk berkuda. Semoga Allah menganugerahkan keamanan kepadamu."
4. Mundhir bin Sawa menerima Islam
Ketika Mundhir bin Sawa, Gubernur Bahrain, menerima surat Nabi, ia menerima Islam. Tanggapannya kepada Nabi adalah sebagai berikut;
"Rasulullah! Saya telah menerima perintah Anda. Sebelum ini, saya membaca surat Anda, yang Anda tulis kepada orang-orang Bahrain yang menyampaikan kepada mereka undangan untuk masuk Islam.
Islam menarik bagi sebagian dari mereka dan mereka masuk ke dalam pangkuan Islam, sementara yang lainnya tidak merasa tertarik.
Di negeriku, ada orang-orang Majusi dan Yahudi, dan engkau dapat memberitahukan kepadaku perlakuan yang harus diberikan kepada mereka."
Nabi (SAW) menjawabnya dengan memberitahukan kepadanya tentang ajaran Islam yang dapat diringkas dalam ayat berikut: {"Tidak ada paksaan dalam agama" (Al-Baqarah 2:256)
5. Chosroes: Kesombongan membawa kepada kehancuran
Chosroes, kaisar Persia, terlalu sombong untuk mengikuti Nabi. Dia marah karena nama Nabi mendahului namanya di dalam surat tersebut. Maka ia merobek-robek surat itu hingga tercabik-cabik. Dia juga mendiktekan perintah kepada wakilnya di Yaman untuk mengirim beberapa orang yang kuat untuk menangkap Nabi dan membawanya.
Setelah mengetahui apa yang terjadi dengan surat tersebut, Nabi meminta kepada Allah untuk merobek-robek kerajaan Chosroes; suatu hal yang terjadi dalam waktu singkat.
Raja yang baru, Sherweh, mengirim surat kepada Raja Muda yang memintanya untuk menghentikan segala tindakan yang berkaitan dengan Nabi sampai pemberitahuan lebih lanjut. Di kemudian hari, Raja Muda ini dan orang-orang Persia di Yaman menerima Islam dan menjadi Muslim.
(ori)