LANGIT7.ID-, Surabaya- - Dosen Pengajar Departemen Ekonomi Syariah, Prof. Tika Widiastuti, menyebut profesi Amil merupakan salah satu profesi yang perlu diperhitungkan.
“Profesi Amil itu keren dan menjanjikan, yang dalam prosesnya tidak memikirkan kesejahteraan diri sendiri tapi beyond of it,” ungkapnya dalam rangkaian talkshow Zakat goes to Campus chapter Jawa Timur di Universitas Airlangga, Rabu-Kamis (13-14/12/2023).
Tika berharap para mahasiswa memiliki literasi yang baik terkait proses pengelolaan zakat serta dampaknya bagi masyarakat dan negara. “Melalui agenda ini, para mahasiswa perlu melihat rencana aksi program lembaga zakat dalam mempercepat capaian SDGs. Seperti misalnya, dengan mentransformasikan mustahik menjadi muzakki saja sudah mencapai 2 goal yaitu no poverty dan zero hunger,” jelasnya.
“Dalam konteks capaian SDGs, SDGs sangat inline dengan esensi zakat. zakat adalah instrument fiskal islam yang tentu tak hanya membantu muzakki untuk menyalurkan zakatnya secara short term tapi berkelanjutan dan berdampak bagi mustahik,” lanjutnya.
Baca juga:
Ingin Libur Nataru Bebas Macet? Cermati Tanggal Arus Mudik dan BalikPengurus Forum Zakat Nasional, Rama Hendarta Adam, S.H mengatakan gerakan zakat membutuhkan tenaga profesional yang inovatif mengingat meningkatnya tantangan dalam pengelolaan zakat.
“Program zakat harus memiliki dampak yang terukur bagi mustahik, dan ini tentu harus dikelola oleh seorang amil pendayagunaan yang kompeten dan inovatif, operasional juga perlu dikerjakan seorang yang memahami manajerial organisasi yang bagus, termasuk juga penghimpunan dan lainnya,” kata dia.
Setiap tahun, lanjutnya, lembaga zakat harus melakukan audit keuangan dan audit kepatuhan syariah serta wajib melakukan audit laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). “Untuk mendorong tata kelola yang baik itulah, Forum Zakat juga berharap ada ide gagasan melalui riset dan jurnal ilmiah dari para akademisi dan mahasiswa sebagai masukan,” tambahnya.
Sementara, Pimpinan Redaksi Jawa Pos Ibnu Yunianto mengatakan media menyoroti berbagai fenomena kejahatan yang dilatarbelakangi oleh ekonomi dengan harapan dapat mendorong pengentasan yang konkrit atas masalah tersebut.
“Ada banyak informasi yang kami terima, dan banyak yang kami beritakan agar jadi perhatian. Kita sadari ada pelemahan jaring pengaman di keluarga dan masyarakat, namun tetap harus diperkuat dengan rasa yang dibangun karena keterikatan keimanan sekaligus menegakkan syariah zakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata Ibnu, media mencatat peran penting lembaga zakat terutama ketika pandemi Covid-19. “Di kalangan media, kami memiliki komunitas wartawan yang siap untuk mengedukasi masyarakat terkait zakat dan ekonomi Islam secara umum. Kami siap dilibatkan lebih dalam supaya apa yang dilakukan lembaga zakat menjadi perhatian bersama,” tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama Biro Kesra Pemprov Jawa Timur, Imam Hidayat mengatakan suatu kehormatan bagi Jawa Timur atas terselenggaranya rangkaian Zakat goes To Campus di Kampus Unair.
“Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat concern dengan gerakan zakat, di Jawa Timur ada instruksi Gubernur mengenai program pengembangan, penjangkauan, hingga penyaluran zakat melalui BAZNAS. Dan ini merupakan strategi dalam mengentaskan kemiskinan di Jawa Timur. Kami membutuhkan peran multisektor untuk memaksimalkan potensi zakat di Indonesia termasuk dari kalangan akademis,” kata dia.
(ori)