Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Rabu, 15 Januari 2025
home lifestyle muslim detail berita

Unesco Tetapkan Jamu Warisan Budaya Indonesia, Guru Besar Unair: Jangan Ragu Meminumnya

tim langit 7 Rabu, 03 Januari 2024 - 05:00 WIB
Unesco Tetapkan Jamu Warisan Budaya Indonesia, Guru Besar Unair: Jangan Ragu Meminumnya
Unesco telah menetapkan jamu sebagai warisan budaya sehat dari Indonesia.Foto/Aladokter
LANGIT7.ID-, Surabaya- - Unesco (The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) telah menetapkan jamu sebagai warisan budaya sehat dari Indonesia. Unesco mengakui dengan meminum jamu membuat orang Indonesia sehat.

Penetapan ini luar biasa menurut sudut pandang Prof Dr Mangestuti Agil MS selaku Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair)

Prof Mangestuti mengajak masyarakat tidak ragu-ragu untuk meminum jamu. Dengan beredarnya informasi yang tidak benar terkait minum jamu, mulai saat ini harus meyakini dan bisa memberikan penjelasan agar tidak ada penolakan untuk meminum jamu.

Keputusan Unesco membuat seluruh lapisan masyarakat tidak terkecuali generasi muda untuk ikut andil berperan melestarikan jamu sebagai budaya sehat. Menurut Prof Mangestuti generasi muda harus dalam keadaan sehat selalu.

Baca juga:Mengandung Zat Ini, Temulawak Berkhasiat Lindungi Fungsi Liver

Konsumsi jamu harus tetap diimbangi dengan penerapan pola hidup yang sehat. “Ramuan jamu jangan dipandang sebagai obat. Kalau kita pandang sebagai obat kita hanya minum kalau kita sakit. Itu yang agak kurang tepat menurut saya.” jelas Prof. Mangestuti.

Prof Mangestuti juga menyampaikan generasi muda harus mau mencoba memanfaatkan bahan alam ramuan jamu dengan disertai kondisi yang menunjang kerja bahan jamu tersebut. “Kalau tubuh kita sudah berada dalam keadaan tidak seimbang. Supaya jadi seimbang kita harus bantu, pola hidup sehat.” ungkapnya.

“Pak Menteri Kesehatan bilang, jamu ada vitamin, mineral. Bukan cuma itu. Ada zat khusus ada dalam bahan alam namanya zat bioaktif. Nah contoh zat bioaktif antara lain golongan alkaloid, terpenoid, fenol. Golongan-golongan begitu yang tidak ada di obat sintesis.” tambahnya.

Rutin Minum Jamu

Guru Besar Fakultas Farmasi itu menyadari anak-anak muda saat ini tidak sedikit yang mengembangkan usaha untuk membuka kios jamu. Mengomentari beberapa produk yang sering ditemukan, bahan herbal yang diracik dan dicampur susu atau soda belum dapat disebut jamu, melainkan minuman herbal yang berasal dari bahan alam.

“Misalnya minuman rosella, rosella warnanya kan merah kaya sirup gitu. Oh itu bagus banget, tapi bukan minuman jamu, itu minuman herbal. Jadi paling tidak dengan minum bahan herbal mengurangi bahan kimia yang masuk ke tubuh kita.” terangnya.

Menanggapi gerakan minum jamu yang dicanangkan kemenkes, menurut Prof Mangestuti perlu dilakukan pemupukan dibantu dengan pendidikan melalui keluarga. Tidak hanya itu, melihat masa kini media massa juga berperan penting untuk menampilkan figur-figur yang rajin minum jamu.

“Kemudian peran tenaga kesehatan dalam segala sektor, tenaga kesehatan siapa saja dokter, farmasi, perawat semua itu perlu lebih paham minum jenis jamu atau ramuan dan dengan dalam menerapkan pola hidup sehat.” pungkasnya.

Prof Mangestuti berharap bangsa indonesia di segala lapisan masyarakat dan kepemimpinan dapat mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang sehat jasmani dan rohani.

Sebagai pusat aktivitas intelektual, pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat harus memegang peran. Salah satunya program pendidikan untuk tenaga kesehatan khusus obat tradisional. Karena seperti di negara India, Jepang, China itu ada sekolah khusus yang menghasilkan dokter obat tradisional negara mereka.

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Rabu 15 Januari 2025
Imsak
04:17
Shubuh
04:27
Dhuhur
12:06
Ashar
15:30
Maghrib
18:18
Isya
19:33
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan