LANGIT7.ID-, Manila- - Filipina melalui Departemen Perdagangan dan Industri, meluncurkan rencana strategis pengembangan industri halal, Selasa (23/1/2024) kemarin.
Negara dengan mayoritas beragama Katolik ini tengah berupaya memperluas kehadiran pasar produk-produk bersertifikat halal, yang diperkirakan bernilai lebih dari 7 triliun dollar AS.
Melalui rencana strategis, Filipina berupaya menciptakan 120.000 lapangan kerja baru di industri halal dan menarik investasi senilai 4 miliar dollar AS atau setara Rp62,87 triliun pada tahun 2028.
“Kami bertujuan untuk memperkaya rak supermarket di luar negeri dengan produk halal Filipina. Eksekusi Rencana Strategis Halal kami akan meningkatkan dua kali lipat dari 3.000 produk dan layanan bersertifikat halal kami saat ini menjadi 6.000 produk, untuk memenuhi permintaan domestik yang terus meningkat dan pasar halal global,” kata Sekretaris Departemen Perdagangan dan Industri, Alfredo Pascual, saat acara peluncuran di Manila, dikutip
Arab News, Rabu (24/1/2024).
Baca juga:
Gandeng TikTok, Kemenparekraf Kembangkan UMKM melalui Program Jalin Nusantara“Halal adalah industri yang sedang berkembang. Halal adalah masa depan, dan kami ingin menjadi bagian dari masa depan tersebut.” lanjutnya.
Menurut data Komisi Nasional Muslim Filipina, salah satu negara di Asia Tenggara ini menjadi rumah bagi sekitar 12 juta umat Islam. Angka ini menjadikan Filipina dengan populasi Muslim terbesar ketiga di Asia Tenggara, setelah Indonesia dan Malaysia.
Tidak hanya untuk meningkatkan output industri, rencana strategi halal sekaligu untuk mempromosikan Filipina sebagai pusat dengan pertumbuhan tercepat dan paling ramah Muslim di kawasan.
“Rencana strategis kami adalah mengubah Filipina menjadi pusat halal utama di Asia-Pasifik dalam empat tahun mendatang. Kami membuka jalan bagi wisatawan… serta saudara dan saudari Muslim Filipina kami, untuk menemukan makanan dan produk halal di seluruh negara kami dengan mudah,” kata Pascual.
Dalam memposisikan Filipina sebagai pemain kunci di pasar halal global, para pejabat berupaya mengatasi sejumlah tantangan, seperti rendahnya jumlah barang, jasa, dan perusahaan bersertifikat halal di Filipina. Dari sana, negara berharap dapat meningkatkan ekspornya.
“Untuk benar-benar mendukung atau membantu meningkatkan ekspor kami, apa yang kami coba lakukan adalah memiliki kontrak pengakuan dengan negara-negara Islam yang berbeda untuk memfasilitasi ekspor… Kami akan menargetkan pasar Arab Saudi untuk produk dan layanan kami,” kata Pascual.
“Jalan ke depan memang penuh tantangan, namun juga memiliki peluang yang sangat besar. Mari kita bayangkan Filipina sebagai pelopor dalam sektor halal dunia, dengan ekosistem halal yang berkembang.”
(ori)