LANGIT7.ID-, Jakarta- - Dhini Aminarti dan Dimas Seto merupakan salah satu pasangan yang jauh dari gosip miring. Saat ini, usia pernikahan mereka sudah menginjak 13 tahun.
Meski belum memiliki momongan, namun rumah tangga keduanya terlihat mesra dan harmonis bahkan jauh dari gosip miring.
Di balik itu, Dhini Aminarti dan Dimas Seto ternyata memiliki anak asuh di sebuah pondok pesantren.
Lewat podcast kanal Youtube Daniel Mananta Network, pasangan yang menikah pada 12 Desember 2009 ini menceritakan kebahagiaannya sebagai orang tua bagi puluhan santri.
"Qadarullah kami sampai saat ini belum diberikan keturunan, ternyata dititipkan bukan hanya satu dua anak, tapi dititipkan 46 orang anak," kata Dimas.
Baca juga:
NU-Muhammadiyah Harap Pilpres Kondusif, Menang Jangan Jumawa yang Kalah LegowoPun begitu, Dhini dan Dimas mengambil hikmah dan memperlakukan para santri tersebut dengan baik dan adil.
"Kalau dipikir ternyata ada pesan di balik ini semua yang memang anak-anak ini kita kondisikan layaknya anak kita," lanjut Dimas.
"Mengurus anak-anak yang mereka bukan anak kandung kita kan effort-nya lumayan," imbuh Dhini.
Saat ini, usia anak-anak asuh Dimas dan Dhini berkisar antara 18-22 tahun dan berjenis kelamin laki-laki.
Usia yang sudah termasuk dewasa, membuat karakter para santri ini sudah terbentuk. Sehingga, kata Dhini, membutuhkan usaha yang cukup besar untuk mengasuh dan mendidik mereka.
"Ketemunya umur 18 tahun dengan segala sikap, perilaku, karakter, latar belakang yang beda-beda, effortnya cukup besar sekali, MasyaAllah," sambungnya.
Walau membutuhkan usaha yang tidak sedikit, namun Dhini dan Dimas berprinsip ikhlas dalam menjalani posisinya sebagai orang tua asuh. Keduanya pun menekankan melakukan hal itu bukan sebagai pengisi waktu luang.
"Kita menjalankan itu dengan rasa, jadi memang kita prinsipnya full heart, full time. Kan kita enggak tahu masa lalu mereka, apa yang mereka lewati, kita kasih perhatian enggak selalu dengan lisan tapi dengan perilaku kita," kata Dimas.
Dimas percaya dengan memperlakukan para santri layaknya keluarga akan menimbulkan rasa hormat pada anak-anak asuhnya itu.
"Akhirnya mereka ngerasa kok ada orang mau ngurusin gue yang bukan siapa-siapa, akhirnya tumbuh lah rasa respect, bukan hanya sebagai orang yang mengasuh di pondok itu, kekeluargaan," jelas Dimas.
"Pada dasarnya kita melakukan itu enggak punya strategi harus gimana, kita yakin niat kita baik, semua tergantung niat," tegasnya.
(ori)