LANGIT7.ID-, Jakarta- - Aljazair (Algeria) telah meresmikan masjid terbesar ketiga di dunia dan terbesar di Afrika menjelang bulan suci Ramadhan. Pembangunan masjid ini sempat tertunda selama bertahun-tahun karena perubahan politik.
Dilansir dari aljazeera, Selasa (27/2/2024), Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune pada hari Senin secara resmi meresmikan Masjid Agung Aljazair di garis pantai Mediterania negara Afrika Utara.
Secara lokal, masjid ini dikenal dengan nama Djamaa El-Djazair. Masjid ini memiliki menara tertinggi di dunia setinggi 265 meter (869 kaki), dapat menampung 120.000 orang, dan merupakan masjid terbesar di dunia setelah situs paling suci umat Islam di Mekah dan Madinah Arab Saudi.
Baca juga:
Keutamaan Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Dibangun selama tujuh tahun dalam bentuk struktur modernis yang membentang seluas 27,75 hektar (hampir 70 hektar), didekorasi dengan kayu dan marmer serta berisi hiasan Arab dan Afrika Utara. Dilaporkan memiliki landasan pendaratan helikopter dan perpustakaan yang mampu menampung hingga satu juta buku.
Pada saat pembukaan resmi, masjih ini mampu menampung banyak jamaah, khususnya pada saat bulan Ramadhan yang diproyeksikan pada 10 Maret 2024.

Namun, karena masjid ini telah dibuka untuk wisatawan internasional dan pengunjung negara Aljazair selama sekitar lima tahun, peresmiannya sebagian besar bersifat seremonial. Pertama kali dibuka untuk salat pada bulan Oktober 2020, tetapi tanpa Tebboune karena ia menderita COVID-19 pada saat itu.
Sebagai informasi, masjid besar ini dilaporkan menelan biaya pembangunan hampir US$900 juta dan dibangun oleh sebuah perusahaan Tiongkok.
Aljazair kini memiliki masjid terbesar di luar situs paling suci umat Islam, namun proyek tersebut sempat mengalami penundaan selama bertahun-tahun dan pembengkakan biaya. Bangunan ini juga dikritik karena diduga dibangun di daerah yang berisiko gempa, namun pemerintah membantahnya.
Kritikus juga mengklaim bahwa masjid tersebut pada dasarnya adalah proyek sia-sia mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika, yang terpaksa mengundurkan diri pada tahun 2019 setelah 20 tahun berkuasa.
Bouteflika, yang harus mundur setelah protes rakyat dan akhirnya intervensi militer Aljazair, telah menamai masjid tersebut dengan namanya sendiri dan berencana meresmikannya pada Februari 2019 namun tidak pernah berhasil.

(ori)