LANGIT7.ID-, Jakarta- - Takjil menjadi salah satu hidangan yang ditunggu-tunggu saat berbuka puasa. Umumnya menu takjil disajikan dalam porsi kecil dengan rasa yang manis juga segar seperti es campur, sop buah, kolak, dan lainnya.
Ahli gizi dr. Luciana Sutanto MS, Sp.GK menganjurkan untuk mengawali berbuka puasa dengan mengonsumsi takjil.
Menurut lulusan spesialis gizi klinik Universitas Indonesia ini, makan porsi kecil dan manis saat berbuka puasa dapat mengaktifkan saluran cerna dan mengembalikan kadar gula darah yang turun setelah 12 jam berpuasa.
Baca juga:
Angkat Budaya Islam Turki, Zaskia dan Shireen Sungkar Rilis Koleksi Baju Lebaran"Setelah mengonsumsi makanan porsi kecil saat berbuka puasa, bisa melanjutkan dengan makanan utama lengkap gizi setelah menunaikan ibadah sholat maghrib. Makan malam selingan bisa dilakukan usai sholat tarawih, dan kembali mengonsumsi menu utama lengkap gizi saat sahur," kata Luciana yang berpraktik di RS Mitra Keluarga ini, dikutip Antara, Rabu (28/2/2024).
Sementara bagi penderita refluks gastroesofagus atau GERD dianjurkan untuk menghindari makanan pedas dan asam berlebihan saat berbuka puasa maupun sahur.

"Hindari makanan yang dapat memperparah kondisi GERD saat sahur dan berbuka puasa seperti makanan yang terlalu pedas dan terlalu asam," tekan Luciana.
Luciana juga menyarankan bagi penderita diabetes untuk berkonsultasi dengan ahli medis sebelum berpuasa.
"Untuk kondisi diabetes, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apakah kondisi diabetesnya masih memungkinkan untuk berpuasa," ucap Luciana.
Dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (24/2), dokter spesialis penyakit dalam dari RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Martha Rosana, Sp.PD mengatakan penderita diabetes memiliki risiko komplikasi apabila asupan makanan dan cairannya berubah.
"Penderita diabetes bisa menghadapi risiko komplikasi berupa hipoglikemia (gula darah rendah), hiperglikemia (gula darah terlalu tinggi), dehidrasi, dan ketoasis diabetikum (komplikasi akut)," kata Martha Rosana.
Konsultasi dengan dokter sebelum puasa dibutuhkan agar penderita diabetes memperoleh informasi mengenai evaluasi penggunaan obat-obatan, pemantauan kondisi kesehatan, hingga penilaian risiko komplikasi.

(ori)