LANGIT7.ID-, Surabaya- - Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengungkapkan beberapa amalan penting yang dapat dilakukan umat Islam dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
Ramadhan dikenal dalam Islam dengan bulan yang sangat mulia, yang kedatangannya perlu disambut dengan persiapan yang maksimal.
Di antara persiapan itu adalah membuang sikap tercela yang selama ini biasa dilakukan. Baik berupa perbuatan maupun ucapan, seperti sikap tidak jujur kepada sesama, menipu, berkata kotor, dan lain sebagainya.
Demikian ini merupakan ikhtiar untuk memperoleh keutamaan-keutaman Ramadhan bila saatnya tiba.
Baca juga:
15 Cara Umat Islam Menyambut Puasa Ramadhan"Untuk bisa menyambut datangnya bulan Ramadhan mengambil semua bonus bonus yang dijanjikan dalam Ramadhan, tinggalkan perilaku-perilaku yang kemarin kurang bagus, ucapan-ucapan bohong, tipuan-tipuan bahkan omongan kosong pun tinggalkan," katanya dikutip Kamis (29/2/2024).
Hal lain yang dapat dilakukan yaitu mulai membiasakan membaca Al-Qur'an secara rutin. Kebiasaan ini juga hendaknya terus dilanjutkan pada saat menjumpai bulan Ramadhan.
Mengingat, bulan Ramadhan juga dikenal dengan bulan Al-Qur’an (Syahrul Qur'an), lantaran kitab suci umat Islam ini diturunkan pada bulan Ramadhan.
"Perbanyaklah membaca Al-Qur'an dan bila perlu khatamkan Al-Qur’an berkali-kali, perbanyaklah shalat malam. Isi kekosongan waktu dengan hal-hal yang berguna," ungkap Kiai Miftach.
.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini lebih jauh menyampaikan, amalan-amalan yang dia sebutkan itu tak lain sebagai salah satu upaya untuk memantaskan diri saat akan menemui bulan Ramadhan yang penuh dengan rahmat Allah.
"Insyaallah ini bertanda di saat kita bisa melaksanakan dengan sempurna pertanda kita ini orang yang betul-betul menjadi insan kamil dalam batasan tertentu. Karena Ramadhan adalah bulan termulia dari sekian bulan, kita bisa menghormati dengan baik, maka kita pun akan menjadi manusia yang termulia," terangnya.
Ia mendoakan umat Islam secara umum agar diberikan usia panjang, hingga benar-benar bisa menikmati kemuliaan dan keutamaan Ramadhan kali ini dan Ramadhan-Ramadhan selanjutnya.
"Semoga satu bulan penuh bsia kita laksanakan puasa dengan baik. Dan mudah-mudahan kita diberikan usia panjang bisa ketemu dengan Ramadhan-Ramadhan yang akan datang," harapnya.
Sebelumnya, Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) KH Sirril Wafa menyampaikan penegasan terkait awal Ramadhan 1445 H/2024 M.
Berdasarkan pengamatan posisi hilal, baik dari sisi tinggi maupun elongasinya, Kiai Sirril menyatakan bahwa melalui pengalaman atau tajribah, hilal tidak mungkin dapat dirukyat pada 29 Sya'ban 1445 H atau bertepatan dengan Ahad, 10 Maret 2024.
"Untuk awal Ramadhan tahun ini, dengan memperhatikan posisi hilal baik tinggi maupun elongasinya, secara pengalaman atau tajribah, hilal tak mungkin dapat dirukyat pada Ahad sore 10 Maret," kata Kiai Sirril
Berdasarkan perhitungan tersebut, ia menyatakan bahwa 1 Ramadhan 1445 H diprediksi bertepatan dengan 12 Maret 2024.
"Jadi langkah ikmal/istikmal Sya'ban sebagaimana tertulis di almanak PBNU sudah benar. Insyaallah fix 1 Ramadhan 1445 H bertepatan dengan 12 Maret 2024 M," terang ulama ahli Falak ini.
(ori)