LANGIT7.ID-, Jakarta- - Negosiasi selama tiga hari dengan Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza gagal mencapai terobosan. Hal ini terjadi kurang dari sepekan sebelum bulan Ramadhan, batas waktu informal untuk mencapai kesepakatan.
Menurut laporan Al Jazeera, Selasa (5/3/2024), putaran terakhir perundingan di Kairo, Mesir, terhenti dan tidak jelas apa yang akan terjadi selanjutnya.
“Israel mengatakan mereka menunggu tanggapan Hamas, sementara Hamas mengatakan mereka menunggu tanggapan Israel,” bunyi laporan Al Jazeera, dikutip Rabu (6/5/2024).
Disebutkan dalam laporan tersebut, mediator berusaha menjembatani kesenjangan dengan mencari solusi antara kedua belah pihak. Namun, tampaknya ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Baca juga:
Tenda Jemaah Indonesia di Mina Kini Dilengkapi Tempat Penyimpanan Air CadanganHamas menolak untuk melepaskan sekitar 100 sandera yang ditahannya, dan sekitar 30 sandera lainnya.
Terkecuali Israel mengakhiri serangan dan menarik diri dari Gaza serta melepaskan sejumlah besar tahanan Palestina, termasuk para pejuang yang menjalani hukuman seumur hidup.
Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan bahwa kelompoknya menginginkan gencatan senjata permanen, bukan jeda enam minggu, dan penarikan total pasukan Israel.
“Keamanan dan keselamatan rakyat kami hanya bisa dicapai dengan gencatan senjata permanen, diakhirinya agresi dan penarikan diri dari setiap inci Jalur Gaza,” kata Hamdan kepada wartawan di Beirut.
Sementara, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka menolak dan berulang kali berjanji untuk melanjutkan perang sampai Hamas dibubarkan dan semua tawanan dikembalikan. Israel tidak mengirimkan delegasi ke putaran perundingan terakhir.
Israel menginginkan Hamas menyerahkan daftar tawanan yang masih hidup, serta rasio tawanan per tahanan yang diupayakan dalam setiap kesepakatan pembebasan.
Setidaknya 1.139 orang tewas dan sekitar 250 tawanan dalam serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober. Lebih dari 100 tawanan dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan balasan Israel di Gaza menewaskan lebih dari 30.000 orang, di mana sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
(ori)