LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pada 2023, aksi kedermawanan (filantropi) umat Islam berhasil mengumpulkan dana sebesar 46 juta dollar AS atau senilai Rp717,6 miliar. Aksi tersebut memecahkan rekor untuk mendukung sekitar dua juta pengungsi dan pengungsi internal (IDP) di 23 negara.
Komisaris Tinggi PBB untuk pengungsi (UNHCR) melaporkan, pada Senin (11/3/2024), negara-negara yang paling banyak menerima bantuan zakat dan sadaqah, antara lain Lebanon, Suriah, dan Yaman.
Dalam bentuk zakat, Yaman menerima 5,7 juta dollar AS (Rp87,7 miliar) dan Lebanon menerima 5,6 juta dollar AS (Rp87,2 miliar) di tahun 2023.
Sementara untuk sadaqah tertinggi per negara, Suriah menerima bantuan tertinggi yaitu 8,6 juta dollar AS atau sekira Rp133,9 miliar pada tahun 2023.
Baca juga:
Serahkan Zakat ke Baznas, Jokowi Harap Disalurkan Tepat SasaranDi tahun 2023, Dana Zakat Pengungsi mengumpulkan kontribusi lebih dari 21 juta dollar AS (Rp327,1 miliar), yang dialokasikan untuk penerima yang memenuhi syarat sesuai dengan kebijakan distribusi zakat 100 persen. Pendekatan ini didukung oleh 17 dukungan yang diterima UNHCR.
Begitu pula, sumbangan sadaqah melampaui 25 juta dollar AS, yang memberikan manfaat kepada lebih dari 826.000 orang di 16 negara seperti Afghanistan, Bangladesh, Yunani, Etiopia, India, Yordania, Kenya, Libanon, Pakistan, dan Uganda.
Sejak dimulainya Dana Zakat Pengungsi pada tahun 2017, kontribusi sadaqah telah membantu lebih dari 2,7 juta pengungsi dan IDP di 23 negara.
“Bulan ini (Ramadan) secara tradisi ditandai dengan momen-momen kegembiraan, syukur, kekeluargaan, pertemuan bersama di meja. Namun, kekerasan yang meningkat dan brutal di seluruh dunia membuat banyak keluarga kehilangan momen-momen seperti ini,” kata Komisaris UNHCR, Filippo Grandi, dikutip Middle East Eye, Kamis (14/3/2024).

“Saya memikirkan jutaan pengungsi Sudan yang terpaksa menjalani Ramadhan jauh dari rumah… mereka yang mengungsi di Yaman, penderitaan yang dialami pengungsi Suriah, Afghanistan, Rohingya, dan pengungsi lainnya.” tambahnya.
Laporan tersebut juga mencatat, filantropi umat Islam untuk pengungsi makin meningkat, dengan kontribusi terhadap UNHCR naik hampir dua kali lipat dalam dua tahun terakhir.
Selama bulan suci Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk bersedekah, berpuasa dari fajar hingga senja, tidak makan, minum, dan merokok. Bulan ini juga menjadi momentum untuk memperbanyak ibadah, bertafakur, bertaubat dan beramal.
Umat Islam juga diharapkan dapat beramal, salah satunya melalui zakat fitrah wajib dibayarkan pada akhir Ramadhan atau sebelum shalat Idul Fitri.
Infak ini berbeda dengan zakat yang dapat diberikan kapan saja sepanjang tahun. Zakat adalah salah satu dari lima rukun Islam dan setara dengan 2,5 persen tabungan setahun penuh.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Muslim Philanthropy Initiative di Indiana University, pada 2021, Muslim Amerika menyumbang sekitar 1,8 miliar dollar AS dalam bentuk zakat. Rata-rata Muslim di AS menyumbangkan sekitar 2.070 dollar atau Rp32,3 juta dalam bentuk zakat.

(ori)