JAKARTA-LANGIT7.ID; Ada kisah menarik dari pebulutangkis Jonatan Christe. Diam diam atlit asal Solo ini dikenal sangat dermawan. Meskipun masih muda, jiwa kedermawanannya sangat menginspirasi anak-anak muda.
Ini ia buktikan ketika memenangi kejuaraan Sea Games, bonus yang diterima sebesar 1,8 Miliar, 50 persennya ia sumbangkan untuk membantu korban bencana di Lombok.
“Saya bantu bangun masjid, bantu bangun rumah tinggal sementara untuk warga yang terdampak bencana,” ujar Jojo, sapaan akrab Jonatan saat dalam wawancara di chanel Danil Mananta.
Jojo yang baru saja merebut juara tunggal putra di All England, menjelaskan kebiasaan mendonasikan pendapatannya ia lakuan sejak umur 15 tahun, di mana saat itu sudah menjadi atlit pebulutangkis. Untuk urusan donasi, ia tidak pernah merasa takut. Ia memiliki prinsip bahwa memberikan sebagian hartanya kepada orang yang pantas untuk dibantu tidak akan membuat dirinya kesulitan.
“Ini saya alami sendiri, ketika memberikan 50 persen bonus dari tampil di Sea Games kepada korban bencana di Lombok, esoknya saya dapat ganti berlipat lipat,” katanya meyakinkan.
Menurut Jojo, ganti yang berlipat tersebut ia rasakan karena tiba tiba banyak mendapatkan iklan yang nilainya sepuluh kali lipat bahkan lebih dari apa yang telah ia donasikan.
Jojo, adalah atlit yang datang bukan dari keluarga mampu. Ia hanya dari keluarga yang juga pas pasan. Namun,ia memiliki prinsip membantu sesama itu sudah menjadi prinsip yang ia jalani sampai sekarang.
“Jadi setiap pendapatan saya selalu saya sisihkan 10 persennya untuk membantu sesama,” ujarnya.
Kisah lain yang Jojo alami, ketika melihat ada keluarga kecelakaan dan dirawat di rumah sakit di Solo tidak memiliki biaya, ia pun tersentak untuk terbang dari Jakarta menuju rumah sakit di Solo karena merasa terpanggil untuk membantu.
“Waktu itu saya ajak papa mama langsungh terbang ke Solo. Korban bukan siapa siapa dan memang tidak ada hubungan keluarga. Namun melihat penderitaan korban yang harus memerlukan bantuan, maka saya terpanggil datang,” katanya.
Menurutnya, dari prinsip membantu, ia sampai sekarang merasa tidak pernah kekurangan. “Alhamdulillah saya tidak pernah kekurangan,” katanya.
Jojo juga mempunyai pandangan dalam prinsip hidupnya, bahwa ibarat cankir yang ada isinya, kalau airnya tidak dibagikan kepada yang lain agar diminum, maka isi cangkir tidak akan pernah bertambah. Bahkan air yang tidak dibagi tersebut bisa tumpah sia-sia.
(lam)