LANGIT7.ID-, Jakarta- - Ramadhan merupakan bulan suci bagi umat Islam, di mana momen ini dimanfaatkan untuk memperbanyak ibadah. Salah satu ibadah wajib Ramdhan adalah berpuasa.
Tak hanya menjalankan ibadah puasa saja, umat Islam dianjurkan untuk menjalankan amalan-amalan baik selama Ramadhan. Namun, bagaimana mengetahui keberhasilan dari ibadah puasa Ramadhan?
Pendakwah Ustaz Adi Hidayat (UAH) menyebut ada dua parameter dalam menentukan keberhasilan puasa Ramadhan.
"Pertama saat menunaikan puasa terjadi peningkatan takwa. Saat Ramadhan berlanjut keberlangsungan takwa itu pun konsisten. Meningkat terus, dipertahankan kebaikannya dan bisa menghadirkan nilai-nilai berkualitas," terang Ustaz Adi Hidayat, dikutip dari akun YouTube pribadinya, Adi Hidayat Official, Sabtu (30/3/2024).
UAH menjelaskan ciri-ciri takwa secara singkat, yaitu ada peningkatan ibadah ritual pada aspek spiritual.
"Bagaimana tilawah kita, istighfar kita, itu standar pertama dimensi spiritual kita yang mengantarkan pada ketaatan yang optimal terhadap Allah SWT," jelas UAH.
Sementara standar keberhasilan kedua adalah dari dimensi sosial atau interaksi dengan sesama.
"Sebagai implementasi ketakwaan kita kepada Allah dalam wujud ibadah ritual nampak dalam pergaulan ibadah sosial. Shalat ketika diwajibkan maka implementasi sekaligus tanda keberhasilannya adalah interaksi yang baik dengan lingkungan sekitar," terang UAH.
Artinya, kata UAH, ibadah yang dijalankan daoat mencegah dari perbuatan buruk pada orang lain juga terhindar dari perbuatan maksiat atau menyimpang.
Dalam sebuah hadits, Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Puasa adalah perisai” (H.R. Bukhari dan Muslim).
"Perisai apa yang dimaksudkan? Maka ia tidak akan berkata-kata kotor, lisannya terjaga. Ada perisai yang menjaga dia dari berbagai kosakata yang tidak elok untuk diucapkan," tambah UAH.
Kemudian, perisai tersebut dapat menjaga perilaku diri dari hal-hal yang kurang baik dan mampu menahan diri dari berbagai macam provokasi negatif.
"Maka sampai hari ini, kita cek bagaimana hubungan kita dengan Allah, hubungan kita dengan orang tua, hubungan kita dengan pasangan, hubungan kita dengan anak-anak, dengan kerabat, tetangga tentu pengingat terbesar sebelum kita wafat dan kembali pada Allah SWT," tutupnya.
(ori)