LANGIT7.ID-, Jakarta- - Paus Fransiskus kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza segera dilakukan, dan meminta bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina tersalurkan di tengah kondisi ancaman kelaparan akibat serangan Israel.
Dilansir dari aljazeera, seruan tersebut disampaikan Paus Fransiskus saat dirinya memimpin misa di Lapangan Santo Petrus dalam acara Minggu Paskah.
“Saya sekali lagi menyerukan agar akses terhadap bantuan kemanusiaan dipastikan sampai ke Gaza, dan sekali lagi saya menyerukan pembebasan segera para sandera yang ditangkap pada 7 Oktober lalu dan gencatan senjata segera di Jalur Gaza,” ujar Paus Fransiskus yang dikutip Selasa (2/4/2024).
“Janganlah kita membiarkan permusuhan yang terjadi saat ini terus menimbulkan dampak buruk terhadap masyarakat sipil, yang saat ini berada pada batas daya tahannya, dan terutama terhadap anak-anak,” ujarnya.
Dalam pidato, Paus Fransiskus juga mengatakan “Anak-anak di Gaza lupa untuk tersenyum selama berada di zona perang karena mereka melihat banyak penderitaan di mata mereka. Anak-anak menatap kita dan bertanya, "Mengapa?" Kenapa banyak kematian ini terjadi? Mengapa begitu banyak kerusakan ini terjadi? Perang selalu menjadi kekalahan dan keabsurdan,” tambahnya.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa pidatonya tersebut ditujukan khususnya kepada orang-orang di Ukraina dan Gaza dan semua orang yang menghadapi perang, khususnya anak-anak yang menurutnya “lupa bagaimana caranya tersenyum”. Paus Fransiskus telah berulang kali menyesalkan kematian dan kehancuran dalam perang di Gaza.
Sebagai informasi, UNICEF melaporkan awal bulan ini bahwa Israel telah membunuh lebih dari 13.000 anak di Gaza sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober, sementara yang lain menderita kekurangan gizi parah dan “bahkan tidak mempunyai tenaga untuk menangis”.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza pada hari Minggu mengatakan setidaknya 32.782 warga Palestina telah tewas di daerah kantong yang terkepung selama hampir enam bulan perang. Korban ini mencakup sedikitnya 77 orang tewas dalam 24 jam terakhir, dan kementerian tersebut juga menyatakan bahwa 75.298 orang terluka.
(lam)