LANGIT7.ID-, Gambia- - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyatakan, Organisasi Kerjasama Islam (OKI), memiliki hutang kemerdekaan kepada bangsa Palestina. “Saya ingatkan bahwa dalam arab peace initiative dan berbagai keputusan OKI, sangat jelas bahwa perdamaian dengan Israel hanya akan dilakukan jika Israel menghentikan pendudukannya terhadap Palestina,” ujar Menlu dalam siaran pers resminya, Minggu.
Dijelaskan Menlu, apa yang diangkat dari sikap OKI, tanpa kemerdekaan Palestina, maka tidak akan ada hubungan diplomatic dengan Israel. “Saya tegaskan bahwa keputusan OKI harus dipertahankan secara konsisten, agar Palestina benar-benar mendapatkan kemerdekaan,” katanya.
Dijelaskan, dalam tujuh bulan terakhir bisa dilihat kekejaman terburuk dalam sejarah modern manusia yang dilakukan oleh Israel. Data yang terkonfirmasi bahwa sudah lebih dari 34 ribu orang Palestina di bunuh oleh kekejaman Israel. “Ini jelas bentuk genosida,” katanya.
Selain itu, Menlu juga melihat adanya kesengajaan menghambat bantuan kemanusiaan masuk ke Palestina. Bahkan ancaman terhadap Raffah terus dilakukan, serta keanggotaan Palestina di PBB terus di blok.
Dalam pernyataan nasional, ia menjelaskan dalam situasi krisis besar yang terjadi di Palestina, negara-negara yang tergabung dalam OKI harus bersatu dalam membela keadilan dan kemanusiaan bagi bangsa Palestina.
Caranya, kata dia, perhatian OKI jangan sampai terbelah. Perhatian OKI harus utuh, yakni membantu Palestina. “OKI harus terus memberikan bantuan kemanusiaan dan mendukung kerja UNRWA. Islamic financial safety net di OKI harus diaktivasi segera,” katanya.
Seruan lain atas nama pemerintah Indonesia, menurut Menlu, OKI perlu terus mendorong segera dilakukannya gencatan senjata permanen. “Gencatan senjata akan menjadi game changer untuk hentikan korban dan memperingan penderitaan manusia. Genjatan senjata juga penting untuk menciptakan situasi kondusif bagi berlangsungnya negosiasi yang fair menuju two-state solution.
Ia menambahkan, OKI saat ini harus fokus mengatasi bencana kemanusiaan di Palestina, dan semua pihak harus menahan diri dari kemungkinan terjadinya konflik terbuka. “OKI memiliki tanggungjawab menjamin stabilitas Kawasan dan dunia,” ujar Menlu
(lam)