LANGIT7.ID-, Jakarta- - Hari Hipertensi Sedunia diperingati setiap 17 Mei. Di Indonesia sendiri, hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar yang penyebab utamanya karena gaya hidup.
Dokter spesialis penyakit dalam di RS Hasan Sadikin Bandung, dr Rizky Andhika, mengungkapkan saat ini penderita hipertensi tidak hanya terbatas pada kaum lanjut usia.
Kini, lanjut dr Rizky, hipertensi juga menyerang kalangan muda dengan rentang usia 30-40 tahun.
"Dulu sekitar 10-20 tahun lalu pasien darah tinggi biasanya yang usianya lebih lanjut. Sekarang ini sudah mulai banyak di usia 30-40 tahun yang terkena darah tinggi," kata dr Rizky dalam Siaran Radio Kesehatan, Kementerian Kesehatan, didengar Jumat (17/5/2024).
Baca juga:
Kemenag Buka Beasiswa Studi ke MesirMenyinggung penyebab hipertensi, dr Rizky mengatakan kondisi medis ini disebabkan oleh multifaktor yang terjadi bersamaan. Faktor risiko sendiri terbagi dua yaitu yang bisa dimodifikasi dan tidak bisa dimodifikasi.
Berikut beberapa faktor risiko penyebab hipertensi yang tidak bisa dimodifikasi:
1. Usia
"Seiring dengan usia ada peningkatan kejadian hipertensi. Jadi kita perlu waspada untuk bapak ibu yang usianya sudah 50 tahun ke atas, pemeriksaannya harus lebih sering lagi dibandingkan dulu sebelum masuk usia tersebut," jelas dr Rizky.
2. Genetik
Genetik atau keturunan juga berpengaruh pada hipertensi. Misalnya ada riwayat keluarga dengan hipertensi perlu untuk diwaspadai pada keturunannya.
Sementara faktor risiko yang bisa dimodifikasi atau yang dapat dicegah sebagai penyebab tekanan darah tinggi, dr Rizky menyebut antara lain obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik, stres, dan mengonsumi makanan yang tidak sehat.
Tingginya risiko gaya hidup sebagai penyebab hipertensi perlu disiasati dengan mengubahnya dengan kebiasaan yang sehat.
"Jadi kalau ada risiko hipertensi yang bisa kita cegah ya kita cegah. Kalau gemuk ya dikurangi berat badannya, perokok berhenti merokoknya. Tingkatkan makan buah dan kurangi makanan yang tidak sehat. Kemudian lakukan aktivitas fisik, pastikan kita bergerak," terangnya
(ori)