LANGIT7.ID-, Surabaya- - Dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) melakukan sambung dini 2024 batang bibit durian bido untuk pelestariaan plasma nutfah in-situ .
Kegiatan implementasi merdeka belajar di Fakultas Pertanian ini, dosen dan mahasiswa didorong melakukan kegiatan pembelajaran di luar kampus, berbasis pada kasus nyata di lapangan, berbasis kolaboratif dan bermitra dengan dunia usaha atau dunia kerja.
Kegiatan dilaksanakan di lahan Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak, Desa Bareng, Kabupaten Jombang pada 29 Mei 2024.
Baca juga:
UWKS Luluskan 484 Wisudawan Berkarakter Raden WijayaHasil pembibitan durian telah dinilai dan diverifikasi oleh Tim Muri dan hasilnya telah lolos dan memenuhi syarat untuk diberikan piagam sebagai pemrakarsa dan penyelenggaran sambung dini bibit durian (Bido) terbanyak.
"Tujuan kegiatan adalah (pertama) memberikan kompetensi dalam pengembangan tanaman buah khususnya buah durian bagi mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan (kedua) melestarikan dan mengembangkan durian Bido sebagai varietas unggul lokal Wonosalam," ujar ketua tim Fakultas Pertanian UWKS Dr. Dwi Haryanta dalam keterangannya, Sabtu (1/6/2024).
Menurutnya, durian “Bido” merupakan varietas unggul endemik Wonosalam, rasanya khas dan selalu diburu para pencinta durian.
Pemerintah Kabupaten Jombang secara resmi telah mempublikasikan dan memperkenalkan kepada masyarakat tentang keberadaan durian bido pada 2006.
"Arah pengembangan durian bido oleh Fakultas Pertanian UWKS adalah dapat menyediakan bibit banyak dalam waktu yang singkat dan memodivikasi yang selama ini bido dikenal sebagai varietas “dalam” baru berbuah setelah berumur 10 tahun kita modifikasi menjadi varuetas genjah sudah berbuah pada umur 3-4 tahun," terangnya.
Kegiatan ini kerjasama Fakultas Pertanian Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Pondok Pesantren Bhakti Bapak Emak dan pemerintah Kabupaten Jombang.
Pondok pesantren masih relatif baru, selain lahan yang ditempati bangunan masih tersedia lahan seluas 3-4 hektar yang belum termanfaatkan secara baik.
Tim Fakultas Pertanian UWKS melibatkan Dr. Dwi Haryanta dengan anggota Dwi Retna Suryaningsih dan Moch. Thohiron berdiskusi dengan stakeholder ponpes, mendampingi menyusun masterplan penggunaan lahan digunakan untuk pertanian yang sekaligus menunjang pembelajaran dan memberikan kompetensi kepada santri selain pengetahuan tentang agama
(ori)