LANGIT7.ID-, Jakarta- - Industri fashion Tanah Air patut diperhitungkan baik di dalam negeri maupun kancah internasional. Kreativitas maupun semangat dari para desainer dan pengusaha fesyen tentunya berperan besar dalam hal ini.
Menjadi semakin baik apabila semangat berkarya bersama dan kolaborasi terus dilakukan dan memiliki naungan yang kuat sehingga muncul inovasi dan kreativitas yang bergerak secara dinamis.
![Indonesian Fashion Chamber Dukung Penuh Perancang dan Pengusaha Fesyen Indonesia]()
Oleh karena itu Indonesian Fashion Chamber (IFC) hadir sebagai tempat bernaungnya para perancang dan pengusaha fesyen Tanah Air. Baik desainer senior maupun yang muda. Semua patut didukung dan diapresasi.
IFC sebagai asosiasi profesi terbentuk sejak tahun 2015 silam. Hal tersebut ditegaskan Ketua IFC Jakarta Periode 2015-2019 dan 2019-2023, Hannie Hananto saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (21/6/2024).
IFC didirikan oleh antara lain Ali Charisma, Taruna Kusmayadi, Lenny Agustin, Deden Siswanto serta sejumlah perancang mode lainnya.
![Indonesian Fashion Chamber Dukung Penuh Perancang dan Pengusaha Fesyen Indonesia]()
“Saat ini ada 238 perancang dan pengusaha fesyen dari 14 kota di seluruh Indonesia. Awalnya Jakarta lalu berkembang hingga ke Kota Denpasar, Makasar, Bandung, Surabaya, Semarang, Malang,” ungkap Hannie yang juga seorang desainer pemilik brand fesyen Anemone ini.
IFC telah giat bekerja bersama dengan komponen penting lainnya seperti pemerintah, industry tekstil, dan akademisi. Tujuannya tidak lain untuk berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi bangsa khusunya sektor fesyen.
Dengan semangat besar IFC memiliki visi yaitu percaya bahwa Indonesia bisa menjadi salah satu kiblat mode dunia dengan mengusung filosofi “Inspirasi Lokal Dengan Semangat Kontemporer”.
![Indonesian Fashion Chamber Dukung Penuh Perancang dan Pengusaha Fesyen Indonesia]()
Untuk mendukung dan mewujudkan visi tersebut, IFC memiliki misi besar yaitu akan terus menerus berjuang melalui berbagai kegiatan dengan berlandaskan pada tiga pilar yakni konten lokal, baik secara kultural maupun sumber daya; tanggung jawab sosial dan lingkungan; inovasi dan branding.
“Di awal pembentukan IFC, Mas Ali memperjuangkan IFC untuk bisa ikut segala macam event besar, baik nasional maupun internasional,” imbuh Hannie.
Saat ini usia IFC menginjak 8 tahun dan sudah terasa sekali pertumbuhannya, baik secara pribadi para anggota, maupun sebagai organisasi.
(ori)