LANGIT7.ID-, Jakarta- - PT Kereta Api Indonesia belum lama ini meluncurkan rangkaian Kereta Ekonomi Stainless Steel New Generation pada KA Majapahit relasi Malang-Pasarsenen.
Tersedia sejumlah fasilitas yang memudahkan penumpang, salah satunya mushola yang tersedia di kereta makan. Dalam pengamatan Langit7.id, mushola mungil ini berukuran 1,5 m x 2 m yang hanya cukup menampung dua jamaah saja.
Desain mushola KA Majapahit terbilang minimalis, modern namun tetap elegan. Ada ukiran kaligrafi bertuliskan Allah SWT sebagai penunjuk arah kiblat.
Di salah satu dinding terpasang hiasan dengan tulisan LOVE FAITH HOPE BELIEVE ALLAH yang terinspirasi dari kutipan surah At Talaq ayat 3 yang berbunyi,
Artinya: "Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya."
Mushola ini dilengkapi dengan karpet abu-abu dan sejumlah sajadah yang tersedia di lemari penyimpan. Tak hanya itu, mushola ini juga menyediakan alat shalat dan sandal untuk berwudhu.
Baca juga:
Seleksi Imam Masjid ke Uni Emirat Arab Dibuka, Ini SyaratnyaBelum banyak yang tahu ada fasilitas memudahkan ini di KA Majapahit. Karena sejumlah penumpang tampak terkejut melihat mushola kecil di gerbong kereta makan.
"Lho, ada mushola," ungkap salah seorang penumpang yang melintas kereta makan.
Kemudahan lain juga dirasakan penumpang dengan fitur footwasher di toilet kereta, khususnya untuk berwudhu. Jadi penumpang tak perlu repot-repot mengangkat kaki untuk membasuhnya.
Toilet tersedia di setiap gerbongnya. Bila biasanya kereta hanya menyediakan satu toilet unisex, KA Majapahit tampil berbeda. Kereta dengan waktu keberangkatan dari Malang pukul 18.45 WIB ini menghadirkan bili toilet berbeda untuk perempuan dan laki-laki.
Toilet laki-laki berwarna biru, sementara perempuan bernuansa merah muda. Di mana di setiap biliknya tersedia footwasher.
Fasilitas-fasilitas yang disiapkan KA Majapahit untuk memudahkan urusan ibadah penumpangnya, menjadi bukan alasan tidak menunaikan shalat meski di perjalanan.
Shalat di Atas Kendaraan
Soal ibadah, Islam merupakan agama yang memudahkan. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 185:
يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Artinya: Allah menghendaki kemudahan untuk kalian. Dan Allah tidak mengendaki kesulitan untuk kalian.
Dalam urusan shalat, syariat Islam memberikan keringanan dalam melaksanakan kewajibannya. Misalnya saat sedang melakukan perjalanan, ada dua kemudahan dalam pelaksanaan shalat yaitu jamak dan qashar.
Pelaksanaan shalatnya pun memudahkan, setiap muslim diperkenankan untuk melakukannya dengan duduk bila dalam kondisi darurat. Misalnya saat dalam perjalanan yang membutuhkan waktu panjang untuk sampai ke tempat tujuan.
Buku Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VII tulisan H Ahmad Ahyar dan Ahmad Najibullah, menyebutkan bahwa salat dalam keadaan darurat bahkan bisa dilakukan dalam keadaan duduk.
Ini sesuai dengan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni, dari Ali bin Abu Talib, Nabi SAW bersabda:
"Jika orang yang sakit masih mampu maka salat sambil berdiri, jika tidak mampu maka salat sambil duduk, jika ia tidak mampu maka sambil sujud, jika tidak mampu maka isyarat saja dengan kepalanya dan hendaknya sujud lebih rendah daripada rukuknya. Jika ia tidak mampu salat sambil duduk, maka salat sambil berbaring ke sebelah kanan menghadap kiblat. Jika tidak mampu, maka salat sambil telentang, kedua kakinya ke arah kiblat," (HR Ad-Daruquthni).
(ori)