LANGIT7.ID-, Jakarta- - Pergi wisata atau berlibur atau bepergian dalam pandangan Islam adalah boleh. Namun jangan lupa, dalam hal bepergian ada adab yang harus diperhatikan dan dianjurkan untuk dilakukan supaya bepergiannya bisa bernilai ibadah.
Bepergian atau dalam Islam dikenal dengan istilah safar yang artinya keluar dari tempat tinggal untuk melakukan perjalanan yang jauh. Dalam Islam ada adab-adab yang hendaknya diperhatikan oleh orang yang melakukan safar.
Seperti dikutip dari unggahan akun Instagram @halalcorner, adab bepergian jauh antara lain:
1. Tidak safar sendirian. Hendaknya safar dilakukan bersama beberapa orang agar lebih aman dan bisa saling mengingatkan kebaikan dan melarang kemungkaran di perjalanan.
2. Mencari teman yang baik
Agar perjalanan safarnya penuh dengan hal-hal yang bermanfaat, jauh dari kesia-siaan dan maksiat.
Baca juga:
Pergi Berlibur dalam Pandangan Islam Sangat Dianjurkan3. Boleh menjamak sholat, namun lebih utama tidak dijamak.
Boleh menjamak sholat ketika safar. Zuhur dijamak dengan Ashar. Magrib dijamak dengan Isya. Sholat subuh dikerjakan pada waktunya dan tidak dijamak dengan sholat sebelumnya dan sesudahnya.
4. Dianjurkan mengqasar sholat.
Mengqasar sholat ketika sedang safar hukumnya sunah muakkad (sangat ditekankan). Namun jika menyempurnakan rakat, sholatnya tetap sah.
Seorang musafir jika shalat menjadi makmum dari imam yang berstatus muqim (orang yang memiliki niat menetap lebih dari 4 hari atau menetap selama bertahun-tahun), maka musafir tersebut tidak boleh meng-qashar.
5. Wajib sholat di darat selama masih memungkinkan.
Menghadap kiblat adalah syarat sah sholat, tidak sah sholatnya jika tidak dipenuhi. Sholat wajib yang lima waktu dilakukan di darat dan tidak boleh dikerjakan di atas kendaraan karena sulit menghadap kiblat dengan benar.
Tidak menghadap ke arah kiblat saat sholat di dalam kendaraan dibolehkan jika tidak memungkinkan untuk menghadap kiblat. Namun, orang yang naik kapal laut tidak diizinkan untuk meninggalkan arah kiblat. Sebab, besar kemungkinan mereka mampu menghadap kiblat.
6. Membaca doa keluar rumah.
Bacalah: Bismillahi tawakkaltu’alallahi laa haula walaa quwwata illa billah. Seketika itu setan pun menjauh.
7. Pamit kepada keluarga dan tetangga.
Dianjurkan untuk berpamitan kepada keluarga dan tetangga serta kerabat sebelum safar.
8. Membaca doa naik kendaraan.
Ketika naik kendaraan apapun, dianjurkan membaca doa:
Subhaanal-ladzii sakh-khoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqriniin. Wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun.
9. Sholat dua rakat ketika pulang safar.
Hadis Riwayat Bukhari no. 3088, Muslim No. 2769 disebutkan, “Nabi Muhammad Saw jika beliau pulang dari safar, beliau mendahulukan masuk masjid kemudian sholat dua rakat di masjid kemudian duduk.”
10. Acara makan-makan sepulang safar
Dibolehkan membuat acara makan-makan ketika seseorang datang dari safar, acara ini disebut dengan an-naqi’ah. Istilah an-naqi’ah dari kata dasar an-naq’u yang artinya debu. Karena orang yang safar biasanya terkena debu di perjalanan.
Demikan adab tentang bepergian jauh atau safar. Perlu diingat selalu bahwa safar bertujuan untuk merenungi keindahan ciptaan Allah, serta menikmati alam yang luar biasa indah.
Selain itu, maksud wisata dalam Islam adalah mengambil pelajaran dan peringatan. Dalam Al-Quran terdapat perintah untuk berjalan di muka bumi di beberapa tempat.
“Katakanlah: ‘Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.” (QS. Al-An’am: 11).
(ori)