Takmir masjid memiliki tanggung jawab yang besar yaitu sebagai pengawas sekaligus pengurus masjid. Ia juga berperan dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamaan jamaah masjid. Karenanya, seorang takmir masjid banyak menghabiskan waktunya di masjid.
Penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Aly Ilyas menceritakan pada Langit7.id sempat menjadi mengemban tugas sebagai takmir masjid di SMK Negeri 7 Semarang. Ia mengaku mengurus dan mengawasi masjid selama 3,5 tahun.
"Di semester 2 saya diminta oleh komite sekolah untuk menjadi anggota tim takmir masjid sekolah, dan kehidupan saya mulai berubah sejak saat itu," ungkap Aly Ilyas yang menyelesaikan pendidikan masternya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia.
Selama mengemban tugas sebagai takmir masjid, hari-hari Aly banyak dihabiskan di lingkungan masjid. Namun, hal itu malah memunculkan anggapan dan gosip miring bahwa Aly merupakan pengikut aliran sesat dan anggota jaringan Al-Qaeda.
Baca juga:
Ucapan Guru Ngaji Bawa Aly Ilyas Raih Beasiswa S3 ke Universitas Leeds di Inggris"Ini terjadi di 6 bulan pertama sekolah SMK. Saat itu memang masih santer isu-isu tentang aktivitas terorisme. Isu ini muncul ketika bulan puasa. Saat itu saya biasanya pulang ke rumah seminggu sekali namun ketika bulan puasa saya memutuskan untuk pulang ketika lebaran saja, karena takut batal puasanya akibat perjalanan," kata Aly yang kini tengah menempuh pendidikan S3 di Universitas Leeds, Inggris.
Awal isu Aly masuk Al-Qaeda disebabkan salah persepsi dari salah satu kawan kosnya. Kala itu, Aly selalu tidur di masjid dan tidak pulang hingga pagi hari. Kecurigaan teman Aly mulai muncul, hingga menyangkanya ikut aliran tertentu.
"Padahal saya ke masjid cuma cari gorengan gratis selama bulan puasa buat yang tadarusan. Ditambah lagi saya tidak pernah pulang ke rumah hingga lebaran. Pas saya pulang, baru saya tahu ada isu bergabungnya saya ke organisasi terlarang." kata Aly sambil tertawa.
Meski begitu, Aly tak mengambil pusing isu beredar yang mengatakan dirinya anggota jaringan Al-Qaeda. Aly membiarkan anggapan tersebut hilang dengan sendiri dan tetap menjalani akhir masa jabatannya sebagai takmir masjid.
Selain memunculkan isu miring, posisinya sebagai takmir masjid membawa Aly meraih sejumlah beasiswa dan penghargaan. Hal ini ia peroleh selama tinggal di masjid.
"Karena tinggal di masjid sekolah saya sering melihat kakak kelas yang belum pulang hingga hampir tengah malam dari sekolah karena ikut lomba, dari sini saya memberanikan diri untuk ikut belajar dan latihan," ungkap suami dari Anistia Malinda Hidayat yang juga menerima beasiswa LDPD di University of Leeds.
Hingga akhir kelas 2, Aly sudah mewakili sekolah di lomba tingkat provinsi. Umumnya lomba ini diikuti oleh kelas 3. Dari sini beasiswa mulai berdatangan.
"Beasiswa berdatangan dan saya tidak perlu lagi memikirkan uang gedung yang belum lunas, uang spp, uang kos, bahkan untuk uang praktikum saya dibiayai oleh pemrov Jateng dan dianggarkan secara khusus," kata Aly.
Hikmah yang didapat Aly selama menjadi takmir masjid adalah hilangnya rasa cemas akan biaya sekolah.
"Dari yang awalnya cemas masalah biaya sekolah, dan ternyata benar sudah diatur oleh Allah sedemikian rupa. Pengalaman ini menjadi titik balik saya dalam memandang uang. Semuanya milik Allah," tandasnya
(ori)