LANGIT7.ID-, Surabaya- - Suhu dingin di beberapa wilayah Indonesia menjadi pertanyaan banyak orang. Fenomena ini terjadi di tengah musim kemarau. Mengapa bisa terjadi?
Menurut prakirawan cuaca dari BMKG, Riefda Novikarany, fenomena ini terjadi ketika kondisi cuaca dingin berbeda dari biasanya, ditandai dengan penurunan suhu yang drastis pada malam hingga dini hari.
Riefda menjelaskan, daerah yang berpotensi mengalami bediding (suhu dingin ekstrem) adalah dataran tinggi atau pegunungan, yang memiliki tekanan udara lebih rendah dan volume udara yang lebih sedikit.
"Fenomena bediding ini fenomena kondisi cuaca yang biasanya cuacanya dingin mendekati ekstrem karena biasanya lebih dingin dari normalnya, fenomena ini ditandai dengan suhu drastis pada malam hari hingga dini hari," katanya.
Baca juga:
Muhammadiyah Kembali Salurkan Bantuan Alkes untuk Rumah Sakit Palestina di MesirDeputi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, suhu dingin adalah fenomena yang rutin terjadi setiap tahun, terlebih pada musim kemarau.
“Orang Jawa menyebutnya mbedhidhing,” kata Guswanto. Penyebab suhu dingin yang terjadi akhir-akhir ini yakni adanya Angin Monsun Australia.
Guswanto menjelaskan, Angin Monsun Australia ini bertiup dari Australia menuju Asia melewati wilayah Indonesia dan perairan Samudera Hindia.
Sementara itu, Samudera Hindia juga memiliki suhu permukaan laut yang juga relatif rendah atau dingin.
Angin Monsun Australia diketahui bersifat kering dan sedikit membawa uap air, sehingga memengaruhi musim kemarau di Indonesia.
Hal ini membuat sejumlah wilayah yang dilewati Angin Monsun Australia menjadi lebih dingin.
“Apalagi pada malam hari, di saat suhu mencapai titik minimumnya,” ujar Guswanto.
Dilansir dari Instagram BMKG Jatim, bediding adalah kondisi dengan suhu lingkungan terasa lebih dingin dibandingkan normalnya. Fenomena ini merupakan siklus musiman karena aktifnya angin monsum timuran yang bersifat kering-dingin, tidak adanya tutupan awan, dan rendahnya intensitas hujan
Bediding istilah untuk menyebut perubahan suhu yang mencolok khususnya di awal musim kemarau.
Suhu udara menjadi sangat dingin menjelang malam hingga pagi, sementara di siang hari suhu melonjak hingga panas menyengat.
Perubahan suhu yang demikian terjadi selama tiga hingga empat bulan dan selalu pada pertengahan tahun antara bulan Juni sampai Agustus.
Bediding juga dikenal sebagai musim bediding yang merupakan musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Penyebab bediding
Pertama, udara kering: Selama musim kemarau, udara cenderung lebih kering karena kurangnya uap air. Udara kering memiliki kapasitas lebih rendah untuk menahan panas, sehingga lebih cepat mendingin pada malam hari.
(ori)