LANGIT7.ID-, Jakarta- - Anggota Parlemen Inggris, Shabana Mahmood dilantik sebagai Lord Chancellor wanita Muslim pertama di Pengadilan Kerajaan Inggris.
Secara hukum, Lord Chancellor adalah menteri luar negeri untuk urusan kehakiman dan menteri Kerajaan yang bertanggung jawab atas administrasi pengadilan dan bantuan hukum di Inggris dan Wales.
Sambil mengucapkan sumpah dengan Al-Qur'an, Mahmood mengungkapkan rasa terima kasih dan komitmennya. Ia merefleksikan awal perjalanannya dari seorang gadis muda di Small Heath, Birmingham, yang bekerja di toko pojok milik orang tuanya hingga perannya saat ini.
“Menjadi yang 'pertama' adalah sebuah keistimewaan sekaligus beban. Melakukan hal ini dengan benar dapat membuka pintu bagi generasi mendatang, menunjukkan bahwa hak kepemilikan tanah yang paling tua sekalipun dapat dijangkau oleh kita semua,” kata Mahmood, dikutip Dawn, Kamis (18/7/2024).
Memimpin upacara tersebut, Dame Sue Carr, Ketua Hakim perempuan pertama, menyoroti berbagai elemen bersejarah dalam acara tersebut.
Baca juga:
Davina Karamoy Putuskan Mualaf Usai Merasakan Keajaiban Surah Al-Isra“Hari ini menandai ‘tiga kali pertama’: Lord Chancellor pertama yang mengambil sumpah berdasarkan Al-Quran, Lord Chancellor wanita pertama, dan pertama kalinya Ketua Mahkamah Agung wanita mengambil sumpah Lord Chancellor. Tonggak sejarah ini mewakili evolusi berkelanjutan dari konstitusi kita untuk mencerminkan masyarakat yang dilayaninya.” kata Dame Sue Carr.
Mahmood dikenal publik karena advokasinya yang cerdas dan pengetahuannya yang mendalam tentang etika profesional. Ia juga tercatat sebagai Lord Chancellor pertama yang bisa berbicara bahasa Urdu.
Dalam upacara pelantikan tersebut, Mahmood berjanji akan terus membela supremasi hukum internasional dan menegakkan hak asasi manusia.
Ia juga mengatakan bahwa peradilan harus membuat keputusan “tanpa tekanan politik dan pengaruh yang tidak semestinya”, dan berjanji untuk menjadi “juara supremasi hukum” selama acara di Royal Courts of Justice.
Shabana Mahmood menjadi anggota parlemen untuk Birmingham Ladywood sejak 2010. Kemudian pada pemilu 2024, Mahmood kembali terpilih usah mengalahkan kandidat pro-Palestina dan independen Akhmed Yakoob dengan selisih kurang dari 3.500.
Ia juga menjadi menteri sekaligus anggota parlemen perempuan Muslim pertama di Inggris, bersama Rushanara Ali dan Yasmin Qureshi.
Sebelum itu, Mahmood pernah menjabat sebagai Menteri Bayangan untuk Penjara, Menteri Bayangan untuk Pendidikan Tinggi, serta Sekretaris Keuangan Bayangan untuk Departemen Keuangan.
Selain dikenal sebagai ahli etika profesional, publik mengenal Mahmood sebagai pengacara yang selalu mendukung hak-hak Palestina. Sejak 2010, Mahmood aktif menyerukan pengakuan atas negara Palestina. Ia merupakan anggota dari Labor Friends of Palestine and the Middle East.
(ori)