langit7-Jakarta,- - Istilah love language belakangan menjadi perbincangan dan tren di kalangan milenial. Love language sendiri diartikan sebagai bahasa cinta.
Dalam artian luas, love language adalah cara seseorang mengharapkan dan mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang pada orang lain.
Saat menyinggung hubungan suami istri, tentu bahasa cinta memiliki peran sendiri untuk mempererat ikatan emosional dan menciptakan hubungan yang lebih intim dan harmonis.
Dalam ajaran Islam, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah contoh teladan bagi umaynya, termasuk dalam urusan rumah tangga. Nabi Muhammad SAW juga menerapkan love language kepada istrinya, begitu juga sebaliknya.
Dalam buku Fi Bayt Rasul (Terjemah: Bilik-Bilik Cinta Muhammad, Penerbit Zaman: 2014) dan sumber lain, menyebutkan cara Rasulullah SAW dalam mengekspresikan bahasa cinta pada istrinya.
Baca juga:
Suami Suka KDRT Haruskah Istri Berdiam Diri? Ini Kata Buya Yahya dan Mamah Dedeh1. Word Affirmation
Word Affirmation adalah bahasa cinta yang diekspresikan lewat kata-kata. Mereka yang memiliki karakter ini umumnya kerap memberikan atau mendapat pujian sebagai ungkapan rasa cinta.
Rasulullah SAW sangat memahami bagaimana kata-kata bekerja. Saat ditanya siapa yang paling Rasulullah SAW cintai di antara orang-orang, beliau tidak segan-segan mengatakan, "Aisyah!".
Bahkan Rasulullah SAW juga memiliki panggilan sayang kepada Aisyah yaitu Humaira yang artinya pipinya cerah seperti bunga, putih kemerah-merahan.
Rasulullah SAW juga tahu suasana hati Aiysah hanya dengan kata-kata. Hal ini pula yang membuat Aisyah tak bisa lepas dari ikatan cinta Rasulullah SAW. Rasulullah SAW berkata, "Jika kamu sedang marah, kamu bersumpah 'Demi Tuhan Ibrahim', jika hatimu sedang lapang, kamu bersumpah ‘Demi Tuhan Muhammad'."
Sebuah terkaan yang jitu. Aisyah tersipu, "Demi Allah, wahai Rasululah, hanya namamu yang terukir di hatiku," respons Aisyah.
2. Quality Time
Waktu berkualitas yang dihabiskan bersama orang yang dicintai tentu menjadi momen istimewa.
Salah satu cara Rasulullah menunjukkan rasa cintanya dengan memberikan waktu yang berkualitas untuk Aisyah.
Rasulullah SAW pernah berinisiatif mengadakan lomba lari melawan Aisyah. Rasulullah SAW memenangkan lomba dan membuat Aisyah cemberut, tapi Nabi meledeknya dengan menyarangkan senyum, "Impas.." kata Rasulullah mengenang pertandingan sebelum-sebelumnya di mana beliau kalah.
3. Receiving gifts
Saling memberi hadiah merupakan sunnah Rasulullah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan, "Silakan saling memberi hadiah kalian, maka kalian akan saling mencintai."
Tak hanya pada istri, Rasulullah kerap memberi dan menerima hadiah dari sahabat-sahabatnya.
Suatu waktu Rasulullah SAW pernah menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari dan dilayani sebaik-baiknya oleh tuan rumah meski dalam keadaan serba terbatas.
Nabi tidak pernah mengeluh atau protes. Bahkan, para tetangga Abu Ayyub berlomba-lomba menjamu Nabi. Maka jadilah rumah Abu Ayyub sebagai markas kasih sayang.
4. Act of services
Bahasa cinta Rasulullah untuk act of services adalah membantu pekerjaan rumah tangga.
Rasulullah tak segan memperbaiki sandal dan pakaiannya sendiri, memerah susu kambingnya. Rasulullah SAW akan menyibukkan diri dalam melayani keluarganya.
5. Physical touch
Physical touch atau sentuhan fisik menjadi ekspresi cinta Rasulullah lainnya. Nabi kadang meminta untuk menyisiri rambut Aisyah. Atau bergantian, Aisyah yang berinisiatif menyisir rambut Rasulullah SAW.
Rasulullah juga pernah mandi bersama Aisyah. Mandi bersama bisa menimbulkan rasa kasih sayang dan bermain-main bersama istri, saling siram-siraman atau saling berebut gayung dan selebihnya.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia menuturkan: "Aku mandi bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari satu bejana yang berada di antara aku dengan beliau sambil tangan-tangan kami berebutan di dalamnya. Beliau mendahuluiku sehingga aku mengatakan: 'Sisakan untukku, sisakan untukku!' 'Aisyah mengatakan, bahwa keduanya dalam keadaan junub."
(ori)