Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Selasa, 10 September 2024
home community detail berita

Komunitas Safira Jadi Rumah Ilmu, Dzikir Bersama Sampai Ngobrol Receh

lusi mahgriefie Sabtu, 17 Agustus 2024 - 04:07 WIB
Komunitas Safira Jadi Rumah Ilmu, Dzikir Bersama Sampai Ngobrol Receh
Komunitas Safira yang fokus pada menjadi wanita seutuhnya. Foto: dok Safira
langit7-Jakarta,- - Menjadi perempuan seutuhnya merupakan tujuan utama komunitas bernama Safira, yang didirikan oleh Dian Kusumaning Tyas. Berawal dari cerita di masa kini hingga keresahan di masa mendatang yang dialami para perempuan, menjadi alasan utama Safira terbentuk.

“Safira ini untuk generasi millennial yang memiliki keresahan terhadap banyaknya perempuan yang keluar dari fitrahnya,” ungkap Dian kepada Langit7.

Perempuan yang keluar dari fitrahnya, lanjut Dian, seperti misalnya perempuan yang sudah sukses dalam karier lantas tidak mau menikah.

Komunitas Safira Jadi Rumah Ilmu, Dzikir Bersama Sampai Ngobrol Receh
Salah satu kegiatan tahunan Safira yang dihelat tahun lalu, bertajuk “This is What a Woman Looks Like”. Foto: dok.Safira

“Di Jepang sudah dan sekarang Indonesia sudah mulai ke arah itu. Ini yang bikin saya degdeg-an, bagaimana ini anak-anak saya nanti,” ujarnya.

Sebelum akhirnya membentuk Safira, Bundi, sapaan Dian, kerap menjadi tempat “curhat” para jamaah di sebuah kajian. Dimana kebanyakan jamaah tersebut berusia remaja hingga 30-an atau generasi millenial. Di sana Bundi sendiri memiliki 700 anak asuh yang kerap berbagi cerita dan mencurahkan isi hati mereka.

“Allah Swt kasih saya pelajaran lagi, walau saya nggak selalu kasih solusi tapi kita pecahin masing-masing, mereka nyaman cerita sama saya” ujarnya.

Seiring berjalan waktu, 700 orang tersebut mengerucut menjadi 40 orang. Keempat puluh orang inilah yang akhirnya membantu Bundi mewujudkan Safira.

Semua anggota Safira adalah perempuan namun tidak dibatasi berdasarkan usia atau status melainkan target komunitas ini adalah “wanita muda”. Alasannya, karena dalam komunitas ini lebih kepada persoalan pola pikir yang tidak bisa dibatasi oleh usia.

Misalnya seseorang berusia 25 tahun tapi pemikirannya seperti anak SMA, atau sebaliknya, anak SMA pikirannya menyerupai usia 25 tahun.

“Jadi target Safira saat ini perempuan millennial, ‘young’, bahkan kita punya anggota terkecil SMA tapi mainnya sama kita. Bahkan kalau orangtua mau ikut mungkin buat anaknya, ya tidak apa-apa,” tutur ibu dari 6 anak ini.

Komunitas Safira Jadi Rumah Ilmu, Dzikir Bersama Sampai Ngobrol RecehSalah Salah satu kegiatan di komunitas Safira.Foto/dok Safira

Dalam visi misinya, Safira berpegang pada tujuan utama berdiri yaitu mengingatkan perempuan pada fitrahnya. Kegelisahan akan banyaknya perempuan yang keluar dari fitrahnya, maka harus ada yang mengajak untuk kembali ke fitrah.

“Sesederhana itu . Maka ada kajiannya bagaimana menjadi ibu, apa yang terjadi pada ibu, bagaimana ketika dia sendiri. Ada juga kajian yang bertema pernikahan, menuju pernikahan, permasalahan saat sebelum dan sesudah menikah.”

Sementara untuk kegiatan selayaknya sebuah komunitas, tentu Safira memilikinya. Mulai dari kegiatan rutin, kegiatan unggulan, sampai kegiatan yang bisa dilakukan sehari-hari di rumah masing-masing.

Untuk kegiatan rutin, Safira berusaha memfasilitasi rumah ilmu dan tempat “kembali”. Yang sudah berjalan saat ini adalah menghapal Al-Quran. Dengan tagline “menghapal Al-Quran semudah tersenyum”, kegiatan ini dibuat senyaman mungkin. Para anggota bisa melakukannya dimana saja dan kapan saja, tidak harus bertemu. Namun untuk ujian dilakukan secara tatap muka langsung.

Selanjutnya Safira juga punya program unggulan yang disebut Sahabit (Safira habit) yang biasanya digelar menjelang Ramadan, untuk membiasakan diri menjelang Ramadan. Ini menjadi kegiatan khas Safira yang paling dinanti-nantikan anggotanya.

“Selama satu bulan kita tahajud ‘bersama’, bukan sholat berjamaah ya tapi dilakukan di rumah masing-masing mulai dari jam 2 sampai jam 2.30. Kita bangunin temen-temen, silakan sholat tahajud sendiri lalu jam 3.30 sampai jam 4 kumpul di zoom. Biasanya kami bicarakan banyak hal di situ dan saya panggil pembicara sesuai fokus Safira,” jelas Bundi.

Uniknya, siapa saja yang mau join di pertemuan online tersebut harus memenuhi syarat yaitu harus sudah mandi saat pertemuan. “Kalau ketemu orang penting biasanya harus mandi, minimal disemprot parfum tapi banyak dari kita sholat tahajud nggak mandi, itu menghadap Allah loh.”

Ada pula kelas kecil tematik yang dihelat Safira namun Bundi mengingatkan agar jangan berharap banyak di sini akan sering mengadakan kajian, seperti kebanyakan majelis taklim atau komunitas.

“Tiap ingin mengadakan kajian kami selalu ingin yang benar-benar ‘matang’, kami analisa dulu, dilihat kebutuhannya apa, dan dicari datanya. Memang lama tapi insya Allah kajiannya nanti akan ‘powerfull’. Bahkan untuk memilih judul kajian pun selalu dipikirkan baik-baik,” tegasnya.

Event tahunan yang pernah digelar misalnya pada 2022, Safira menghelat kajian dengan tajuk “Me as a Daughter, Wife and Mother”, dan “This is a Women Looks Like”.

Untuk kegiatan yang sifatnya harian, komunitas ini melakukan dzikir bersama secara online mulai jam 5 pagi hingga 5.20. Kegiatan ini sudah berjalan selama tiga tahun.

Kemudian pada hari Kamis dan Sabtu disediakan sesi “Ngobrol Receh” (ngoceh), di mana anggota diperbolehkan ngobrol apa saja, bebas melalui Tele.

Masih banyak cita-cita besar lainnya yang ingin dilakukan Safira demi kemaslahatan banyak orang. Salah satunya Safira berencana bikin acara khusus yang berhubungan dengan hobi. Sebab perempuan diyakini punya banyak sekali hobi namun kesibukan membuat mereka seakan melupakan hal tersebut

(ori)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
right-1 (Desktop - langit7.id)
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Selasa 10 September 2024
Imsak
04:24
Shubuh
04:34
Dhuhur
11:53
Ashar
15:08
Maghrib
17:54
Isya
19:03
Lihat Selengkapnya
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ يٰٓاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَاۤءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْـًٔا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.”
QS. Ali 'Imran:64 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan