LANGIT7.ID-, Jakarta- - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) telah berkali-kali datang ke Vatikan. Ia kerap menjadi pembicara yang membahas soal toleransi antarumat beragama dan perdamaian manusia, hingga berkunjung ke Vatikan untuk menemui Pemimpin Katolik Dunia Paus Fransiskus.
Dalam kapasitasnya sebagai Katib Aam PBNU, Gus Yahya menghadiri dialog antaragama di Vatikan pada Januari 2020. Ia bersama para tokoh dari tiga agama Ibrahim (Yahudi, Kristen, Islam) diundang oleh Paus Fransiskus untuk menyampaikan kontribusi pemikiran tentang gerakan bersama untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Alur Sertifikasi Halal Gus Yahya kemudian menyampaikan tentang cita-cita peradaban mulia yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan rancangan strategis yang dibangun di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Baca juga:
Presiden Jokowi Ungkap Kunjungan Paus Fransiskus Bersejarah bagi IndonesiaIa juga menghendaki agar dialog antaragama dilakukan secara jujur, tak hanya manis di bibir, sekadar bertukar kata-kata manis.
“Dialog antaragama tidak boleh lagi hanya berhenti dengan bertukar kata-kata manis dari kitab suci dan pernyataan tokoh-tokoh suci. Sudah terlalu lama umat manusia menunggu para tokoh agama bicara sejujur-jujurnya mengenai masalah-masalah nyata yang sedang menimpa umat manusia ini, termasuk permusuhan dan konflik yang bengis di antara kelompok-kelompok berbeda agama,” ujar Gus Yahya
Gus Yahya juga pernah menjadi narasumber Konferensi Internasional yang diprakarsai Tahta Suci Vatikan pada 26-27 Januari 2021.
Konferensi ini digelar secara virtual dengan tuan rumah Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue). Gus Yahya bersama Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, bakal tampil dalam konferensi bertajuk Religious Radicalism: Christian And Muslim Understanding And Responses (Radikalisme Agama: Pandangan dan Tanggapan Umat Kristen dan Umat Islam
"Aktivisme dialog antaragama telah berlangsung puluhan tahun, tapi tidak membuahkan hasil yang berarti dalam perbaikan hubungan antarumat beragama. Konflik agama masih terjadi di mana-mana di seluruh dunia, malah cenderung semakin marak,” ungkap Gus Yahya.
Lalu pada 2022, Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU kembali berkunjung ke Vatikan untuk menemui Paus Fransiskus. Ia datang bersama Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut).
Gus Yahya dan Gus Yaqut menyampaikan undangan dari Presiden RI Joko Widodo untuk Paus Fransiskus agar bisa mengunjungi Indonesia. Undangan yang disampaikan itu akhirnya terealisasi saat ini. Paus Fransiskus dijadwalkan akan berada di Indonesia pada 3-6 September 2024.
Gus Yahya lantas menyampaikan sambutan hangatnya atas kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia. "Atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, atas nama Jam'iyah Nahdlatul Ulama, dan atas nama segenap warga Nahdlatul Ulama, saya mengucapkan selamat datang atas kunjungan Yang Mulia Paus Fransiskus ke Indonesia," ujarnya, Rabu (28/8/2024).
Ia berharap, kedatangan Paus Fransiskus dapat meneguhkan persaudaraan sesama bangsa dan umat manusia. “Semoga kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, dapat meneguhkan kerukunan bangsa kami dan meneguhkan persaudaraan kemanusiaan di antara seluruh umat manusia,” ujarnya.
(ori)