LANGIT7.ID-, Jakarta- - Mantan anggota kabinet perang Israel, Benny Gantz, pada hari Minggu menyatakan bahwa Israel perlu mengalihkan fokusnya ke arah Hezbollah dan perbatasan Lebanon. Ia memperingatkan, "Kita sudah terlambat dalam hal ini."
Israel dan Hezbollah yang didukung Iran telah saling melancarkan serangan lintas batas hampir setiap hari. Kelompok militan Lebanon ini menyatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung sekutu Palestina mereka, Hamas, dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza.
"Kita memiliki cukup pasukan untuk menangani Gaza, dan sekarang kita harus berkonsentrasi pada situasi di utara," ujar Gantz saat berbicara di forum Timur Tengah di Washington.
Ia juga menegaskan bahwa Iran dan sekutunya adalah "masalah yang sebenarnya." Mantan kepala militer dan politisi centris ini menambahkan, "Sudah waktunya kita fokus ke utara, dan sejujurnya saya rasa kita sudah terlambat dalam hal ini."
Gantz mengakui bahwa Israel telah melakukan kesalahan dengan mengevakuasi sebagian besar wilayah utara negara itu ketika ketegangan dengan Hezbollah meningkat setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza. "Di Gaza, kita telah melewati titik kritis dalam kampanye," katanya. "Kita bisa melakukan apa pun yang kita inginkan di Gaza."
"Kita harus berusaha mencapai kesepakatan untuk membebaskan sandera kita. Tapi jika kita tidak bisa dalam waktu dekat, beberapa hari atau minggu ke depan, kita harus bergerak ke utara," lanjut Gantz. Ia menegaskan, "Kita mampu menyerang negara Lebanon jika diperlukan."
Gantz menambahkan, "Cerita tentang Hamas sudah usang. Masalah sebenarnya adalah Iran dan sekutunya di seluruh kawasan serta apa yang mereka coba lakukan." Gantz meninggalkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Juni lalu karena ketidaksetujuannya terhadap rencana pasca-perang untuk Gaza.
Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober mengakibatkan 1.205 orang tewas, sebagian besar warga sipil, termasuk beberapa sandera yang tewas dalam penyanderaan, menurut data resmi Israel. Militan menyandera 251 orang selama serangan tersebut, 97 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 33 orang yang dinyatakan tewas oleh militer Israel.
Serangan balasan Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan setidaknya 40.972 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah tersebut. Kantor hak asasi manusia PBB menyatakan bahwa sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, juga membahas situasi di perbatasan Lebanon pada hari Minggu saat melakukan kunjungan ke Koridor Netzarim di Gaza tengah. Ia memberitahu pasukan, "Kita sedang bersiap untuk segala kemungkinan yang mungkin terjadi di utara." Gallant menambahkan, "Pergeseran pusat gravitasi dapat terjadi dengan cepat dan juga dapat melibatkan kalian dalam waktu singkat," menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.
(lam)