LANGIT7.ID-, Washington- - Dalam kunjungan bersejarah ke Amerika Serikat, KH Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, membawa misi perdamaian dan harmoni global. Sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), beliau memulai rangkaian pertemuan strategis di Washington DC pada Senin (16/9/2024).
Gus Yahya memukau para pakar di The Heritage Foundation, sebuah think tank berpengaruh di lingkaran Partai Republik. Selama lebih dari dua jam, ia memaparkan visi tentang peran krusial Indonesia dan NU dalam dinamika geopolitik, terutama di kawasan Indo-Pasifik dan dunia Islam. Jeff Smith, Direktur Pusat Studi Asia di lembaga tersebut, menyatakan komitmennya untuk mendukung kerja sama dengan Indonesia dan NU di masa depan.
Perjalanan diplomasi berlanjut dengan jamuan makan siang bersama Peter Berkowitz, mantan pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri AS. Berkowitz, yang pernah hadir dalam Forum R20 di Bali, memuji inisiatif NU dan berjanji menghubungkan Gus Yahya dengan jaringan strategis di AS.
Sore harinya, The Atlantic Council menjadi saksi pemaparan Gus Yahya tentang urgensi integrasi dunia Islam ke dalam sistem global. Frederick Kempe, Presiden dan CEO The Atlantic Council, mengakui pentingnya peran NU dalam dinamika global dan menyatakan dukungannya terhadap inisiatif-inisiatif NU di kancah internasional.
Puncak hari pertama ditandai dengan makan malam bersama tokoh-tokoh kunci dari berbagai sektor, termasuk media, politik, dan teknologi. Gus Yahya menguraikan konsep "fiqih peradaban" dan pentingnya menguatkan kembali prinsip-prinsip dasar Piagam PBB untuk mencegah eskalasi konflik global.
Agenda padat berlanjut pada Selasa (17/9/2024) dengan seminar bertajuk "A Multi-Religious Path Towards Middle East Peace" di The Washington Institute for Near East Policy. Kunjungan ke Kementerian Luar Negeri AS dan pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Uzra Zeya menjadi penutup sebelum Gus Yahya bertolak ke New York untuk agenda selanjutnya.
Lawatan Gus Yahya ini menegaskan komitmen NU dalam mempromosikan perdamaian dan harmoni global, sekaligus memposisikan Indonesia sebagai aktor penting dalam diplomasi internasional.
(lam)