LANGIT7.ID-, Jakarta- - PT Toyota Astra Motor (TAM), pemimpin pasar otomotif nasional dengan pangsa pasar 54 persen, akhirnya buka suara tentang strategi mereka menghadapi gelombang elektrifikasi kendaraan di Indonesia. Di tengah maraknya pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik oleh kompetitor, Toyota menegaskan komitmennya untuk berkontribusi dalam percepatan era elektrifikasi, namun dengan pendekatan yang lebih komprehensif.
Resha Kusuma Atmaja, Deputi Manajer Umum Perencanaan Pemasaran TAM, mengungkapkan, "Kami sedang melakukan studi mendalam untuk seluruh lini stakeholder. Saat ini, kami belum bisa mengungkapkan detail spesifik, namun bisa dipastikan Toyota akan berperan aktif dalam transisi ini." Ujar dia di Jakarta, dikutip Rabu (25/9/2024).
Toyota Astra Motor menekankan pendekatan multi-pathways sebagai strategi utama mereka. "Kami tidak hanya fokus pada baterai kendaraan listrik," jelas Resha. "Dalam upaya menurunkan emisi karbon, ada banyak teknologi yang bisa dimanfaatkan. Multi-pathway kami mencakup kendaraan hybrid, listrik murni, bahan bakar konvensional, hingga kendaraan berbahan bakar fleksibel."
Komitmen Toyota dalam elektrifikasi sudah mulai terlihat. Melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), perusahaan telah memproduksi dua model hybrid di dalam negeri: Kijang Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV. Kedua model ini bahkan telah menembus pasar ekspor, menunjukkan kesiapan Toyota dalam menghadapi permintaan global akan kendaraan ramah lingkungan.
Meski belum mengungkapkan rencana spesifik untuk pabrik baterai, langkah Toyota ini menarik perhatian mengingat perkembangan pesat di industri. Baru-baru ini, Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power meresmikan pabrik baterai di Karawang dengan kapasitas produksi 20 GWh, sementara Wuling Motors mengumumkan investasi Rp 7,5 triliun untuk pabrik Magic Battery.
"Tantangan kami adalah bagaimana memberikan layanan dan produk yang sesuai kebutuhan konsumen," tambah Resha. "Kami terus mengkaji berbagai opsi teknologi untuk memastikan Toyota tetap relevan dan kompetitif di era mobil listrik."
Dengan dominasi Toyota di pasar otomotif Indonesia, langkah perusahaan ini diprediksi akan sangat memengaruhi arah perkembangan industri kendaraan listrik nasional. Meski tak terburu-buru mengumumkan pembangunan pabrik baterai, pendekatan multi-pathways Toyota menunjukkan strategi jangka panjang yang lebih komprehensif.
"Kami berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam percepatan menuju netralitas karbon," ujar Resha. "Toyota akan terus berinovasi untuk menyediakan solusi mobilitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia."
(lam)