DanaBagus (PT Dana Bagus Indonesia) dan Kredinesia (PT. Kreditku Teknologi Indonesia) berkomitmen mendorong angka literasi dan inklusi keuangan.
Dua fintech lending ini memberi literasi keuangan pada pelaku usaha mikro di Kota Malang. Kegiatan bertema "Cerdas Cari Dana Usaha, Juragan Usaha Menyala” ini diadakan Jumat (27/9/2024) di Malang Creative Center (MCC).
Chief Marketing Officer DanaBagus, Ramdhan Komaruzaman mengatakan, sebagai dukungan program road to Bulan Inklusi Keuangan (BIK), diharapkan dapat mewujudkan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan melalui kolaborasi penuh dengan UMKM kota Malang.
"Gelaran ini kami harapkan mampu meningkatkan antusiasme para pelaku usaha mikro atau wirausahawan dengan penyelenggara fintech lending dalam pengembangan bisnis bersama.” katanya, Jumat (27/9/2024).
Baca juga:
Kunci Sukses Perusahaan: Kolaborasi Berbagai Kelompok Usia Terbukti Produktifitas Naik 15%Menurutnya, berdasarkan data statistik OJK, porsi penyaluran pembiayaan fintech lending ke sektor produktif per Juli 2024 sudah mencapai 34,22% dengan total jumlah penyelenggara fintech peer-to-peer lending atau fintech lending yang berizin di OJK adalah sebanyak 98 perusahaan.
Internal Audit Kredinesia, Suardi S.Sos menambahkan, seringkali keterbatasan dana menjadi penghalang signifikan bagi perkembangan dan inovasi usaha. Namun, dengan hadirnya platform pinjaman fintech lending, UMKM kini memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh modal yang diperlukan guna mendorong pertumbuhan bisnis mereka.
"Ini membuka peluang baru bagi pengusaha untuk merancang strategi pertumbuhan jangka panjang dan meningkatkan keunggulan kompetitif mereka di pasar," ungkap Suardi S.Sos.
DanaBagus dan Kredinesia berharap seluruh profil UMKM mampu dijangkau oleh fintech lending. Sehingga menjadi pilihan UMKM yang produktif dan proaktif ingin mendapatkan pembiayaan untuk memperbesar lini usahanya.
Diketahui, berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 Tingkat Inklusi Keuangan Jawa Timur mencapai 87,96% dan tingkat Literasi Keuangan Jatim di tahun tersebut telah berada di angka 55,33.
Hal ini merupakan buah kerja keras, komitmen, dan sinergitas yang terjalin antara pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta jajaran samping seperti OJK dan BI serta lembaga keuangan lainnya seperti fintech lending dan industrinya.
(ori)