LANGIT7.ID-, Jakarta- - Industri otomotif mewah menghadapi tantangan baru dalam perjalanan menuju elektrifikasi. Bentley, produsen mobil mewah asal Inggris, baru-baru ini mengumumkan perubahan signifikan dalam rencana elektrifikasinya. Perusahaan ini telah memutuskan untuk menunda peluncuran kendaraan listrik hingga tahun 2030, dan lebih memilih mengadopsi pendekatan yang lebih bertahap dalam transisi menuju mobilitas ramah lingkungan.
Frank-Steffen Walliser, pemimpin baru Bentley yang sebelumnya berkarier selama hampir tiga dekade di Porsche, mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil setelah mengamati tren pasar terkini. "Konsumen kelas atas masih menginginkan pengalaman berkendara dengan mesin konvensional," ujar Walliser, dikutip Sabtu (28/9/2024).
Pergeseran strategi ini menandai perubahan dari rencana sebelumnya yang diumumkan pada awal 2020. Kala itu, Bentley berambisi untuk hanya menjual kendaraan hybrid plug-in atau mobil listrik baterai (BEV) mulai tahun 2026. Namun, realitas pasar ternyata berbeda dari ekspektasi.
Sebagai langkah adaptif, Bentley kini akan fokus pada pengembangan teknologi hybrid untuk jangka menengah. Walliser menegaskan bahwa teknologi ini bukan sekadar "jembatan" menuju era mobil listrik, melainkan solusi yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan saat ini.
Menariknya, Bentley juga mempertimbangkan alternatif lain dalam upaya mengurangi jejak karbon. Walliser menyoroti potensi bahan bakar sintetis ramah lingkungan, mengacu pada proyek besar yang telah dirintis Porsche di Chili. "Dengan bahan bakar sintetis, kita bisa menurunkan emisi CO2 tanpa menambah karbon ke atmosfer," jelasnya.
Keputusan Bentley ini mencerminkan kompleksitas transisi menuju mobilitas hijau di segmen premium. Berbeda dengan beberapa kompetitor yang telah meluncurkan varian listrik dari model existing, Bentley memilih untuk merancang strategi yang lebih hati-hati.
Langkah ini juga menunjukkan bahwa elektrifikasi di industri otomotif mungkin memerlukan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya. Namun, Walliser menekankan bahwa tujuan utama tetap sama: mengurangi dampak lingkungan dari produk-produk Bentley.
Dengan pendekatan bertahap ini, Bentley berharap dapat mempertahankan loyalitas pelanggannya sambil tetap bergerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Strategi ini mungkin akan menjadi contoh bagi produsen mobil mewah lainnya dalam menyikapi perubahan preferensi konsumen dan regulasi lingkungan yang semakin ketat.
Sementara dunia otomotif terus berevolusi, Bentley membuktikan bahwa fleksibilitas dan pemahaman mendalam terhadap pasar adalah kunci dalam menghadapi era transisi energi. Dengan demikian, perusahaan ini berharap dapat mempertahankan warisan kemewahan dan performa sambil beradaptasi dengan tuntutan zaman.
(lam)