Langit7.id - Dakwah, Al-Quran, Berita Terkini dan Tafsir
Dapatkan Update berita LANGIT7.ID
melalui notifikasi browser Anda.
kalender Jum'at, 13 Juni 2025
home masjid detail berita

KH Mustofa Aqiel Siroj: Belajarlah Mencintai Nabi Agar di Akhirat Kelak Bertemu Nabi Muhammad

tim langit 7 Ahad, 29 September 2024 - 15:26 WIB
KH Mustofa Aqiel Siroj: Belajarlah Mencintai Nabi Agar di Akhirat Kelak Bertemu Nabi Muhammad
LANGIT7.ID-Cikarang Barat; Pengasuh Pondok Pesantren Khas Kempek Cirebon, KH Muhammad Mustofa Aqiel Siroj, mengajak umat Islam untuk terus belajar mencintai Nabi Muhammad. “Kita terus berdoa agar kelak di akhirat bisa bertemu dengan junjungan Nabi Muhammad,” ujar KH Mustofa saat memberikan tausiyah dalam peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Baitul Makmur, Perumahan Telaga Sakinah, Sabtu (29/9/2024).

Peringatan Maulid Nabi yang digelar oleh Pengurus Ranting NU Telaga Murni, Cikarang Barat ini, dihadiri jamaah tidak hanya di lingkungan dari perumahan Telaga Sakinah, tetapi jamaah dari Kelurahan Telaga Murni dan juga jamaah dari beberapa wilayah di sekitar Cikarang Barat, Bekasi. Acara Maulid yang diramaikan dengan penampilan Hadrah dari Tegal ini, menambah semaraknya suasana peringatan Maulid Nabi Muhammad.

Menurut KH Mustofa, Nabi Muhammad adalah tokoh yang luar biasa. Nabi Muhammad, ujar adik KH Prof Dr.KH Said Aqiel Siroj ini, adalah Nabi yang sangat dimuliakan Allah. “Tidak ada mahkluk yang dimuliakan seperti Nabi Muhammad. Benar-benar hanya Nabi Muhammad yang dimuliakan,” ujar Kiai kharismatis yang pernah nyantri di pesantren KH Maimoen Zubair, di Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang ini.

KH Mustofa Aqiel Siroj: Belajarlah Mencintai Nabi Agar di Akhirat Kelak Bertemu Nabi Muhammad

Sebagai bukti bahwa Nabi Muhammad adalah makhluk yang dimuliakan oleh Allah, dalam setiap sholat, diajarkan dalam tasahud harus menyebut nama Nabi Muhammad. “Kalau dalam tasahud tidak menyebut nama Nabi Muhammad, maka sholatnya dijamin tidak sah. Itu bukti saking mulianya Nabi Muhammad,” ujar Rais Syuriah PBNU ini.

Ia menambahkan tentang kemuliaan Nabi Muhammad sebagai Mahluk Allah, di dalam surat al-ikhlas, semua bicara tentang Allah, baik Allah itu adalah Tuhan Yang Esa, Tuhan yang tidak punya anak, Tuhan yang tidak dipersekutukan. “Namun ada kalimat di awal surat Al-ikhlas; kul. Kul ini bermakna perintah, di mana setelah kul itu ada mahkluk yang sebenarnya disebut, yakni Nabi Muhammad, namun tidak dilafalkan. Ini membuktikan maknanya sangat dalam,karena kemuliaan Nabi Muhammad,” ujar KH Mustofa, putra dari KH Aqiel Siroj.

Seperti dalam sebuah hadis, Nabi tidak pernah memerintahkan umatnya untuk membaca sholawat ditambahi sayidina. Yang diperintahkan,”Allohumma solli ala Muhammad.” Tapi kenapa umat Islam, ujar Kiai Mustofa, umat Islam menambahkan sayidina dalam sholawat tersebut, hal ini bukan karena tidak taat pada Nabi Muhammad, tetapi lebih karena kita umat Islam mengedepankan tatakrama dan adab dalam menghormati makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah tersebut.

KH Mustofa Aqiel Siroj: Belajarlah Mencintai Nabi Agar di Akhirat Kelak Bertemu Nabi Muhammad

Kiai Mustofa yang juga santri dari KH Mahrus Aly dari pesantren Lirboyo Kediri, mengisahkan para sahabat yang sangat mencintai Nabi Muhammad. Saat itu, kata Kiai Mustofa, Nabi Muhammad meminta sahabat Abu Bakar untuk mewakili menjadi imam sholat, karena kondisi Nabi sedang kurang sehat. Namun, sahabat Abu Bakar masih tidak percaya karena tidak biasanya Nabi tidak mengimami sholat. Setelah ditengok Nabi memang kurang sehat, akhirnya Abu Bakar bersedia mengganti menjadi Imam. Namun, cara sahabat Abu Bakar menjadi imam, tidak berdiri persis di tempat di mana saat Nabi menjadi imam. Abu Bakar ketika menjadi imam, mengambil posisi mundur satu langkah dari tempat Nabi saat menjadi imam. “Saat Abu Bakar mengimami tiba tiba menangis dan para makmumnya pun ikut menangis. Yang membuat Abu Bakar menangis karena melihat tempat Imam Nabi yang biasanya ada Nabi kok tidak ada Nabi. Ini yang membuat Abu Bakar menangis tersedu sedu,” ungkap Kiai Mustofa mengisahkan sejarah sahabat Abu Bakar.

Mendegar Abu Bakar menangis, Nabi yag sedang berbaring memanggil sahabat Ali Bin Abi Tholib sambil bertanya,”Ada apa Abu Bakar menangis?” Sahabat Ali mengisahkan,”Abu Bakar menangis karena melihat tempat imam Nabi kosong, tidak ada Nabi.”

Mendapat penjelasan sahabat Ali, Nabi minta dipapah oleh Ali Bin Abi Thalib untuk membawa ke tempat sholat. Sampai di tempat sholat, kata Kiai Mustofa, Nabi tetap mempersilakan sahabat Abu Bakar untuk meneruskan mengimami, namun sahabat Nabi tertua itu tetap menolak. Nabi sudah menepuk punggung Abu Bakar agar tetap maju mengimami, namun Abu Bakar malah makin mundur. “Akhirnya Nabi mengambilalih mengimami dengan duduk, namun Abu Bakar dan para makmumnya tetap berjamaah dengan berdiri. Inilah luar biasa gambaran kecintaan sahabat dengan Nabi Muhammad,” ujar Kiai Mustofa.

KH Mustofa Aqiel Siroj: Belajarlah Mencintai Nabi Agar di Akhirat Kelak Bertemu Nabi Muhammad

Menurut Kiai Mustofa, penolakan Abu Bakar tidak bersedia menjalankan perintah Nabi menjadi imam ini, apakah termasuk menentang? Kata Kiai Mustofa,”Ini bukan masalah menentang dan berani kepada Nabi Muhammad, tetapi sahabat Abu Bakar ingin menunjukkan kecintaannya kepada Nabi sampai-sampai menangis dan tidak sanggup mengimami dan tetap minta Nabi Muhammad yang mengimami karena dengan Nabi tetap menjadi Imam, akan membuat para sahabat lebih tenang karena Nabi masih baik-baik saja.

Dalam ceramahnya, Kiai Mustofa juga menjelaskan tentang kemuliaan Nabi Muhammad, di mana Nabi terakhir ini adalah Nabi yang sesungguhnya diciptakan dari cahaya melalui perantara Ibunya, Siti Aminah. Karena Nabi ini adalah manusia suci yang tercipta dari cahaya, maka, menurut Kiai Mustofa yang mengisahkan dalam sejarah Nabi, proses kelahiran Nabi harus diurus oleh bidan yang suci. “Maka ditunjuklah oleh Allah, dua bidan yang mengurus kelahiran Nabi Muhammad adalah Siti Maryam dan Asiyah (istri Firaun). Dua bidan ini disebut suci karena belum pernah “tersentuh” oleh laki-laki. Maka, Kiai Mustofa berharap para ibu, ketika mau melahirkan harus memilih bidan yang suci, minimal bidannya bisa membaca basmalah saat menjalankan tugas kebidanan. “Jangan salah bidan itu ikut berkontribusi mengantarkan anak lahir kedunia dengan cara yang bai kapa cara yang tidak baik. Itulah juga perlunya saat bayi lahir perlu diadzani di telinga kanan dan dibacakan qomat di telinga kiri. Kalimat adzan pertama adalah Allahu Akbar. Hanya Allah yang maha besar. Lainnya kecil semua. Dan kalimat qomat paling akhir adalah lailla haillalloh (tidak ada Tuhan selain Allah). Jadi kalau di akhir hayat manusia itu membaca lailla haillalloh, maka dijamin masuk surga,” kata Kiai Mustofa sambil meminta kepada ibu-ibu untuk lebih hati-hati dalam proses kelahiran anak jika ingin mengikuti Nabi Muhammad, karena Nabi dalam proses kelahirannya diurus oleh dua bidan yang suci.

BELUM PERNAH MELIHAT TAPI BISA CINTA
KH Mustofa Aqiel Siroj: Belajarlah Mencintai Nabi Agar di Akhirat Kelak Bertemu Nabi Muhammad

Sementara itu, dalam ceramah pembukaan Maulid Nabi Muhammad, DR KH Ayub Rohadi, M.Phill menyampaikan tentang kehebatan Nabi Muhammad. Dari pertanyaan sederhana,”Bagaimana bisa mencintai Nabi Muhammad? Biasanya bisa mencintai itu setelah melihat wajahnya langsung. Ini baru tahu nama, kok bisa jatuh cinta? Inilah cahaya Nabi Muhammad yang bisa membuat manusia mencintai tanpa melihat wajahnya lebih dulu.”

Dr Ayub juga menjelaskan, sebagai bukti kemuliaan Nabi Muhammad, Allah sampai berfirman dalam Al-qur’n,”Kalau bukan karena Muhammad, tidak aku ciptakan Nabi Adam, alam dan seisinya, dan tidak aku diciptakan ars (langit level 7). “Karena kemuliaan Nabi Muhammad itulah Allah ciptakan makhluk yang lainnya,” ujar Kiai alumni Pakistan ini.

Dr Ayub juga menegaskan, mengapa umat Islam perlu memperingati maulid Nabi Muhammad. Menurutnya, peringatakan Maulid Nabi itu adalah momentum. Termasuk mengapa umat Islam dianjurkan puasa senen-kamis, karena hari senen itu adalah hari kelahiran Nabi Muhammad. “Yang puasa hari senen itulah maulid Nabi,” ujar Kiai Ayub yang juga anggota dewan Kabupaten Bekasi ini. Kisah kemuliaan Nabi Muhammad, menurut Dr Ayub juga ada pada kisah Nabi Adam, di mana Nabi pertama ini sudah menyebut nama Muhammad, padahal makhluk yang dimuliakan ini belum ada. Adam mengetahui bahwa kelak akan ada Nabi Muhammad ketika dirinya memandangi ke atas melihat aras, di sana tertera nama Muhammad. “Ini membuktikan betapa sangat mulianya Nabi Muhammad,” imbuhnya.

DR Ayub mengharapkan kepada umat Islam untuk selalu iktibak kepada Nabi Muhammad. “Kalau mau menjadi umatku, maka ikuti sunahku. Hanya ikut mengikuti sunah Nabi ini harus menyesuaikan kondisinya. Nanti pulang sampai rumah karena ingin ikut sunah Nabi kalau makan pake tangan, melihat bubur dan bakso panas di rumah, makan pake tangan, ya bisa kepanasan tangannya,” ujar DR Ayub bercanda sambil mengakhiri ceramah singkatnya (saf)

(lam)
  • Bagikan Artikel Ini :
TOPIK TERKAIT
BERITA TERKAIT
jadwal-sholat
Jadwal Sholat
JAKARTA, Jum'at 13 Juni 2025
Imsak
04:29
Shubuh
04:39
Dhuhur
11:56
Ashar
15:17
Maghrib
17:49
Isya
19:03
Lihat Selengkapnya
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan
قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ࣖ
Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
QS. Al-Jumu'ah:8 Langit 7 Cahaya Menuju Kebaikan