LANGIT7-Jakarta,- - Dzikir dapat dimaknai secara umum sebagai cara untuk mengingat Allah. Ini dapat berupa ucapan lafal-lafal seperti tahlil (Laa ilaaha illallah), tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (AllahuAkbar) atau bahkan dalam bentuk lebih umum seperti mengingat kebesaran Allah dalam hati.
Dalam praktik berdzikir, adab yang dianjurkan haruslah dipahami dan dilaksanakan dengan baik.
Berikut di bawah ini adalah beberapa adab yang dianjurkan dalam berdzikir.
1) Dilakukan dengan Suara Pelan
Hal ini merujuk pada firman Allah dalam Q.S. al-A`raf [7] ayat 205. Allah berfirman:
وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ
“Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, pada waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lengah.”
Ayat ini menekankan pentingnya sikap rendah hati serta ketenangan saat berdzikir, yang sebaiknya dilakukan dengan suara yang tidak keras, sebagai wujud penghambaan kepada Allah.
Baca juga:
Berikut Ini Waktu Mustajab untuk Berdoa Kepada Allah2) Tidak Dianjurkan dengan Suara Keras
Hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari menyampaikan pelajaran penting dalam hal ini.
Dari Abu Musa Al-Asy’ari Ra, disebutkan bahwa saat Rasulullah saw melihat sahabat-sahabatnya bertakbir dengan suara yang sangat keras ketika menuruni lembah dalam perang Khaibar, beliau bersabda:
ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمْ
“Rendahkanlah, karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan Dzat yang ghaib. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu bersama kalian.”
Pesan dari Nabi Saw ini menggarisbawahi bahwa Allah Maha Mendengar, sehingga tidak perlu mengeraskan suara dalam berdzikir.
3) Dzikir Dilakukan Individu
Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah menetapkan bahwa praktik berdzikir yang dianjurkan adalah secara pelan dan dilakukan sendiri-sendiri.
Ini mengikuti tuntunan Nabi saw dan para ulama terdahulu. Dengan melaksanakan dzikir secara individu, seseorang dapat lebih fokus dan khusyuk dalam mengingat Allah tanpa terganggu oleh suara dari orang lain.
Kesimpulannya, adab dalam berdzikir tidak hanya terfokus pada pengucapan lafaz semata, tetapi juga pada cara dan sikap hati.
Berdzikir dengan suara pelan, tanpa meninggikan suara, serta dilakukan secara individu adalah bentuk pengamalan yang lebih mendekati ajaran Nabi saw dan para ulama terdahulu, sehingga berdzikir dapat membawa ketenangan dan kedekatan dengan Allah.
(ori)